Batemuritour.com- Ibadah haji dan umrah adalah salah satu bentuk jihad yang dilakukan oleh umat Islam. Banyak yang percaya bahwa ibadah ini tidak hanya memberikan pahala besar di akhirat, tetapi juga dapat membawa berkah dan rejeki di dunia. Dalam ibadah ini, terdapat dua jenis jihad yang dilakukan, yaitu jihad harta dan jihad waktu yang menjadikan ibadah haji membuat pelaksana menjadi semakin mengalir rizki yang didapatinya
Baca Juga : 8 Tata Tertib Umrah sebagai Landasan Utama Perjalanan Spiritual
Jihad Harta
Ketika seseorang melakukan ibadah haji atau umrah, ia akan mengeluarkan sejumlah harta untuk biaya perjalanan, penginapan, makanan, dan sebagainya. Harta yang dikeluarkan ini dianggap sebagai jihad harta karena dikerahkan untuk melakukan perjalanan ke tanah suci dan melaksanakan ibadah di sana. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah : 261)
Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa Allah akan memberikan ganjaran berlipat ganda bagi hamba-Nya yang menyisihkan sebagian hartanya untuk beribadah kepada-Nya.
Jihad Waktu
Selain jihad harta, ibadah haji dan umrah juga melibatkan jihad waktu. Setiap momen yang dihabiskan dalam perjalanan ini dianggap sebagai investasi waktu yang bernilai tinggi di hadapan Allah SWT. Bahkan, minimal waktu yang dihabiskan dalam ibadah haji dan umrah akan dianggap sebagai pengorbanan yang besar.
Baca Juga : Mengulik Makna Lampu Hijau Sebagai Penanda Raml Sa'i Yang Sudah Terenovasi
Analoginya seperti orang yang bekerja, ketika seseorang mengorbankan waktu untuk melakukan ibadah haji dan umrah, ia seolah-olah melakukan lembur di hadapan Allah. Seperti halnya lembur di dunia yang dibayar dengan upah tambahan, Allah akan memberikan ganjaran yang melimpah atas setiap detik yang dihabiskan dalam ibadah-Nya.
Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387. Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih)
Melalui jihad waktu ini, seseorang tidak hanya mendapatkan pahala ibadah, tetapi juga membuka pintu rezeki yang berlimpah dari Allah SWT. Dengan mengorbankan waktu untuk mendekatkan diri kepada-Nya, seseorang akan mendapatkan berkah dan keberkahan dalam segala aspek kehidupannya.
Baca Juga : 5 Anjuran Melaksanakan Raml Pada Thawaf Sebagai Sunnah yang Sering Ditinggalkan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ibadah haji dan umrah bukan hanya merupakan perjalanan rohani semata, tetapi juga merupakan ladang yang subur untuk menarik berkah dan rezeki dari Allah SWT. Dengan menjihadkan harta dan waktu dalam ibadah ini, seseorang akan merasakan keajaiban dan karunia-Nya yang melimpah dalam kehidupannya.