Batemuritour.com- Haji merupakan salah satu ibadah yang memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi dalam agama Islam. Setiap tahun, jutaan umat Muslim dari berbagai belahan dunia berbondong-bondong menuju Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Namun, di tengah kesucian dan kekhidmatan ibadah haji, sering kali manusia terjerumus dalam perilaku dosa batin yang dapat merusak nilai-nilai ibadah tersebut. Di antara perilaku-perilaku tersebut adalah:
Baca Juga : Inilah cara dan Ketentuan mendapatkan 100.000 pahala shalat di Masjidil Haram
1. Syahrut tha'am (banyak makan)
Ketika menjalani ibadah haji, seorang jemaah sering kali tergoda dengan berbagai macam hidangan lezat yang tersedia di sekitarnya. Berlebihan dalam makan dapat mengganggu konsentrasi dan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah serta menyebabkan gangguan kesehatan. Selain itu dijelaskan dalam Q.S Al-A’raf ayat 31 bahwa
يٰبَنِىۡۤ اٰدَمَ خُذُوۡا زِيۡنَتَكُمۡ عِنۡدَ كُلِّ مَسۡجِدٍ وَّكُلُوۡا وَاشۡرَبُوۡا وَلَا تُسۡرِفُوۡا ۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الۡمُسۡرِفِيۡنَ
Artinya: Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
2. Syahrul kalam (banyak bicara)
Kelebihan berbicara saat menjalani ibadah haji dapat mengganggu ibadah dan kenyamanan jemaah lainnya. Kelebihan berbicara tanpa memperhatikan konteks dan tujuan dapat menimbulkan fitnah, ghibah, atau bahkan kesia-siaan. Karena manusia tempatnya salah yang disengaja maupun tidak disengaja, maka harus mengingat jika banyak bicara merupakan maksiat yang tidak baik sebagaimana hadits berikut:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي
Artinya: Dari Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: Janganlah kalian banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras. (HR. Tirmidzi)
3. Ghadhab (marah)
Ketika berada dalam kerumunan orang banyak, jemaah haji mungkin menghadapi situasi yang menantang dan menyebabkan kemarahan. Mengendalikan emosi dan menjaga kesabaran sangat penting untuk menjaga kekhidmatan ibadah. Rasulullah memperintah hambanya untuk menjauhi sikap marah-marah dalam sabdanya sebagai berikut
لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ
Artinya: "Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga." (HR Ath-Thabrani)
4. Hasad (dengki)
Perasaan iri terhadap keberuntungan atau keberhasilan jemaah haji lainnya dapat merusak nilai-nilai persaudaraan dalam umat Islam dan membuat hati tidak bersih dalam menjalankan panggilan Allah. Hasad atau dengki merupakan penyakit selain sombong. Pasalnya orang dengki rela melakukan apa saja agar orang yang dia benci menderita. Sedangkan kita sebagai umat muslim diperintahkan untuk menjauhi sifat tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah
“Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)
5. Al Bukhlu wa hubbul mall (kikir dan cinta harta)
Selama menjalani ibadah haji, seseorang mungkin tergoda untuk mengejar harta atau kekayaan duniawi. Mengendalikan kecintaan terhadap materi sangat penting agar fokus tetap pada aspek spiritual ibadah.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Muhammad ayat 38 yang berbunyi:
هٰٓاَنْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۚ فَمِنْكُمْ مَّنْ يَّبْخَلُ ۚوَمَنْ يَّبْخَلْ فَاِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَّفْسِهٖ ۗوَاللّٰهُ الْغَنِيُّ وَاَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ ۗ وَاِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْۙ ثُمَّ لَا يَكُوْنُوْٓا اَمْثَالَكُمْ
Baca Juga : Begini Caranya Mendapatkan 1000 Pahala Shalat Ketika Di Masjid Nabawi
Artinya: Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu di antara kamu ada orang yang kikir, dan barangsiapa kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah Yang Mahakaya dan kamulah yang membutuhkan (karunia-Nya). Dan jika kamu berpaling (dari jalan yang benar) Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu (ini).
6. Hubbul jaah (cinta kemegahan)
Rasa bangga dan keangkuhan terhadap diri sendiri dapat mengganggu konsentrasi dan kesadaran akan kebesaran Allah SWT. Jemaah haji tidak diperkenankan mengumbar-umbar harta yang dimilikinya dengan diceritakan pada jemaah lain. Seorang jemaah haji harus merendahkan diri dan mengingat bahwa semua manusia sama di hadapan Allah.
7. Hubbud dunya (cinta dunia)
Ketika menjalani ibadah haji, fokus seorang jemaah seharusnya terpusat pada pencarian ridha Allah, bukan sekadar mengejar kepuasan dunia. Melekatkan hati pada dunia dapat menghalangi seseorang untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Hal tersebut didasarkan pada QS. Ghafir ayat 39:
يٰقَوْمِ اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ ۖوَّاِنَّ الْاٰخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
Artinya: Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.
8. Takabur (membesarkan diri)
Sifat takabur atau kesombongan adalah dosa besar yang harus dihindari oleh setiap muslim, terutama saat menjalani ibadah haji yang penuh dengan kerendahan hati dan penghormatan terhadap sesama. Merasa dirinya lebih besar dari yang lain dan memandang dirinya lebih sempurna dibandingkan siapa pun. QS. Lukman ayat 18:
وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ
Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.
9. 'Ujub (bangga terhadap diri sendiri)
Merasa bangga terhadap diri sendiri tanpa mengingat bahwa segala yang dimiliki adalah karunia Allah dapat merusak keikhlasan dalam beribadah. Seorang jemaah haji harus senantiasa merendahkan diri di hadapan Allah SWT.
10. Riya' (pamer)
Membuat ibadah haji semata-mata untuk dipuji atau dilihat oleh orang lain adalah bentuk riya', yang merupakan dosa besar dalam Islam. Ibadah haji harus murni dilakukan hanya untuk mencari ridha Allah SWT. Pamer juga dapat dicontohkan dalam bersedekah jemaah haji melakukan secara terang-terangan agar jemaah lainnya mengetahui hal tersebut. Ini adalah hal yang tidak baik karena akan dapat menghapus pahala yang ada. Firman Allah dalam QS. Al Baqarah ayat 264:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تُبۡطِلُوۡا صَدَقٰتِكُمۡ بِالۡمَنِّ وَالۡاَذٰىۙ كَالَّذِىۡ يُنۡفِقُ مَالَهٗ رِئَآءَ النَّاسِ وَلَا يُؤۡمِنُ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِؕ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَيۡهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلۡدًا ؕ لَا يَقۡدِرُوۡنَ عَلٰى شَىۡءٍ مِّمَّا كَسَبُوۡا ؕ وَاللّٰهُ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡـكٰفِرِيۡنَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.
Baca Juga : Berikut Adalah Alasan Mengapa Orang Yang Memenuhi Panggilan Haji dan Berumrah Dijauhkan Dari Kemiskinan
Dalam menjalani ibadah haji, setiap jemaah harus menjaga diri dari perilaku-perilaku dosa batin yang telah disebutkan di atas. Haji adalah kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa dan kembali kepada fitrah yang suci. Dengan menghindari perilaku dosa batin dan memperbanyak amal ibadah, diharapkan setiap jemaah dapat meraih haji yang mabrur dan mendapatkan ampunan serta ridha Allah SWT.