Batemuritour.com- Masjidil Haram di Makkah adalah salah satu tempat suci terpenting dalam Islam, menjadi tujuan ibadah bagi jutaan umat Muslim setiap tahunnya. Namun, seperti tempat suci lainnya, terdapat adab dan tata cara yang harus diikuti oleh jamaah agar pengalaman ibadah mereka berjalan dengan lancar dan mendapatkan keberkahan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi tiga kerugian yang dapat terjadi ketika seseorang tidak memperhatikan aturan dan tata cara di Masjidil Haram.
Baca Juga : Indahnya Ka’bah, Hanya Memandangi Sudah Mendapatkan Pahala dan 20 Rahmat
1. Masuk Masjidil Haram Tanpa Iktikaf
Iktikaf, atau berdiam diri di dalam masjid untuk beribadah dengan khusyuk, adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, masuk Masjidil Haram tanpa niat iktikaf atau tanpa memperhatikan adab yang sesuai dapat mengurangi keberkahan ibadah di tempat suci tersebut. Ketika seseorang masuk ke dalam masjid dengan tujuan yang tidak sesuai, seperti sekadar berkeliling atau berfoto-foto tanpa memperhatikan kekhusyukan, mereka melewatkan kesempatan untuk mendapatkan manfaat spiritual yang lebih besar yang dapat diperoleh melalui iktikaf.
2. Meninggalkan Shalat Jenazah
Shalat jenazah adalah salah satu bentuk ibadah yang paling penting dalam Islam, di mana umat Muslim mengucapkan doa untuk orang yang telah meninggal. Di Masjidil Haram, di mana banyak jamaah berkumpul dari berbagai belahan dunia, kesempatan untuk ikut serta dalam shalat jenazah bisa menjadi momen yang sangat berharga. Meninggalkan kesempatan untuk melaksanakan shalat jenazah di Masjidil Haram dapat menjadi kerugian besar bagi seseorang, karena mereka melewatkan kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sesama Muslim dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Pahala tersebut disebutkan pada hadits dibawah ini:
« مَنْ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ وَلَمْ يَتْبَعْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ فَإِنْ تَبِعَهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ ». قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ « أَصْغَرُهُمَا مِثْلُ أُحُدٍ ».
“Barangsiapa shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya (pahala) satu qiroth. Jika ia sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala) dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” “Ukuran paling kecil dari dua qiroth adalah semisal gunung Uhud”, jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim no. 945)
Baca Juga : Antara Haru Dan Syukur, Inilah Alasan Mengapa Jemaah Menangis Melihat Ka’bah
3. Minum Zam-Zam Tanpa Berdoa
Air Zam-Zam adalah air yang sangat istimewa bagi umat Islam, karena diyakini memiliki berbagai keberkahan dan manfaat kesehatan. Di Masjidil Haram, jamaah memiliki kesempatan untuk minum air Zam-Zam langsung dari sumur yang telah ada sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Namun, minum Zam-Zam tanpa berdoa atau tanpa menyebutkan niat yang benar dapat mengurangi nilai spiritual dari pengalaman tersebut. Mengabaikan momen untuk berdoa saat minum Zam-Zam berarti melewatkan kesempatan untuk mendapatkan keberkahan dan berkah dari air yang mulia ini.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ يَقُوْلُ: مَاءُ زَمْزَمَ لمِاَ شُرِبَ لَهُ
Dari Jabir berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Air zam-zam itu tergantung niat orang yang meminumnya”.
Hadits ini menunjukkan dengan jelas tentang khasiat air zam-zam dan keutamaannya yang tidak dimiliki oleh air-air lainnya yaitu minum air zam-zam tergantung pada niat peminumnya, baik untuk kebutuhan dunia ataupun akhirat. Maka barang siapa yang meminum air zam-zam dengan niat yang tulus maka Allah akan mengabulkannya. Menyadari akan hal itu, banyak sekali para ulama salaf yang minum air zam-zam dengan menghadirkan beragam niat karena mereka tahu betul bahwa do’a saat minum air zam-zam adalah mustajab sebagaimana dikabarkan oleh Nabi.
Baca Juga : Inilah Cara Efektif Penggunaan Kain Ihram Laki-laki Agar Aman, Nyaman, Tanpa Lecet
Masjidil Haram adalah tempat yang penuh dengan keberkahan dan kesucian bagi umat Islam. Namun, seperti tempat suci lainnya, menghormati aturan dan adab yang ada sangat penting untuk mendapatkan manfaat spiritual yang maksimal dari kunjungan ke Masjidil Haram. Dengan memperhatikan praktik-praktik yang disebutkan di atas, jamaah dapat memastikan bahwa mereka menghormati tempat suci ini dengan benar dan mendapatkan manfaat spiritual yang besar dari pengalaman ibadah mereka di Masjidil Haram.