Batemuritour.com - Banyak orang mengira, setelah mengucapkan dua kalimah Syahadat predikat “Islam” langsung bersandar pada seseorang. Padahal, predikat itu bisa hilang alias batal jika tidak berhati-hati dalam menjaga amalan dalam hidupnya. Ada 10 amalan yang bisa menjadikannya pembatal keislaman seseorang.
Syirik dalam beribadah kepada Allah SWT
Syirik adalah termasuk dosa besar. Karena dia menyamakan Allah (sebagai khalik) dengan manusia atau benda (sebagai makhluk). Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa orang yang menyekutukan Dia dengan sesuatu, dan mengampuni dosa-dosa lainnya bagi yang Dia kehendaki.” (An-Nisa’: 116) Menjadikan suatu benda (makluk) sebagai perantara antara dirinya dengan Tuhannya
Baca juga : 4 Perkara yang Wajib DIrahasiakan dari Orang Lain
Tidak mengkafirkan orang musyrik dan membenarkan madzab mereka.
Sikap Islam sudah jelas, orang musyrik adalah kafir. Sayangnya, perkembangan dunia sekarang ini justru terbalik. Hanya karena ingin sebutan kaum moderat atau entah karena kedekatan hubungan, sebagian kalangan Islam segan menyebut istilah musyrik dan kafir bagi orang yang keluar dari Islam. Sikap seperti ini merupakan salah satu pembatal keislaman.
Lebih mengutamakan hukum thoghut daripada hukum Allah dan petunjuk RasulNya
Saydina Umar al-Khattab mengatakan, taghut adalah syaitan. Jabir menjelaskan bahwa taghut itu adalah tukang-tukang tenung yang turun padanya syaitan-syaitan. Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauzi, taghut ialah setiap apa yang melampaui oleh seseorang hamba di dalam penyembahan, ikut dan taat, pada hukum selain yang diperintahkan dalam kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Siapa yang berhukum kepada taghut mereka kufur dengannya.
Imam Malik berkata, taghut ialah apa yg disembah selain Allah SWT.
Baca juga : Hati-hati!! Kenali Konsekuensi Musyrik Akibat Syirik
Tidak menyukai, bahkan membenci sunnah Rasulullah SAW
Allah berfirman, Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan keridhaanNya; sebab itulah Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka.” Mengejek atau memperolok dinullah (agama Allah), al-Islam, baik menyangkut pahala-Nya atau tentang berbagai ketentuan hukum-Nya Kasus seperti ini sering terjadi. Entah bagi orang yang tidak mengerti agama atau yang mengenal sekalipun. Belakangan, sifat seperti itu justru terjadi pada orang-orang yang mengenal ilmu agama secara baik. Kebanyakan, orang-orang seperti ini adalah orang yang tidak memilik rasa percaya diri (PD) pada agamanya. Allah berfirman, “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?” “Tidak usah kamu minta maaf, karena kafir sesudah beriman…” (QS. At-Taubah: 65-66).
Mempelajari, terpikat dan mengamalkan ilmu sihir (guna-guna)
Amalan seperti adalah amalan yang paling dibenci Allah. Karena itu dengan alasan apapun, jika seorang Muslim melakukannya, yakinlah, amalan itu telah membatalkan keislaman Anda.
Baca juga : Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT, Ini Dia 5 Manfaat Tawasul Lainnya
Membantu dan menolong orang-orang Musyrik untuk memusuhi orang-orang Islam (kaum Muslimin)
Sejak hidup hingga mati, sikap Rasulullah Muhammad cuma satu. “Keras terhadap kaum kafir dan lembut terhadap Muslimin.” Tetapi, sebagaian dari kita (kaum Muslimin) ada yang justru menjadi ‘duri dalam daging’. Mereka hidup dan mengaku sebagai Muslim, tapi amalannya digunakan justru untuk memusuhi saudara-saudaranya seiman. Banyak kasus tokoh-tokoh Islam –bahkan sebagaian disebut ulama– justru paling suka mengecam dan memojokkan kaum Muslimin dan hidupnya menjadi pembela orang-orang ghoirul Islam. Biasanya, mereka paling peka jika melihat sedikit kesalahan Muslimin dan menjadi pelindung orang ghoirul Islam. Rasulullah bersabda, “Mencaci maki sesama muslim adalah perbuatan yang fasik, dan membunuh orang muslim adalah perbuatan kafir.” (HR. Muslim) “Barangsiapa yang berkumpul dengan orang-orang musyrik dan tinggal bersama nya maka sesungguhnya ia seperti mereka.” (HR. Abu Daud)
Berkeyakinan bahwa sebagaian manusia diperbolehkan tidak mengikuti syari’at Muhammad SAW
Kelompok seperti ini belakangan semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Mereka merupakan kelompok orang yang hobi mengutak-atik agama Allah menurut selera akal mereka. Mereka, mendudukkan wahyu di atas akal mereka. Hujah yang sering mereka kemukakan adalah, “Muhammad adalah manusia biasa, karenanya, dia bisa salah.” Pernyataan itu kemudian mereka belokkan dengan bahasa lain; diperbolehkan tidak mengikuti syari’at Muhammad SAW. Dan mereka merusak sunnah-sunnah Nabi.
“Barangsiapa menghendaki selain Islam sebagai agama, maka tak akan diterima agama itu daripada-Nya, dan ia di akhirat tergolong orang-orang yang merugi.” (Q.S: Ali Imron:85)
Berpaling dari Dinullah (agama Allah) atau dari hal-hal yang menjadi syarat utama seorang Muslim
Syarat seorang Muslim sejati adalah melaksanakan ajaran agama Allah sesuai al-Qur’an dan Sunnah nya. Tetapi sebagaian orang –karena kesombongannya—mereka melakukan rekayasa akal dengan cara ‘menyelewengkan’ pesan Allah dalam al-Qur’an dan Sunnah-nya.
Mereka, biasanya bangga akan akalnya. Karenanya, mereka merasa, apa-apa yang sudah jelas diperintahkan oleh al-Qur’an tidak perlu dikerjakan jika tidak cocok dengan akalnya. Kesombongan mereka dihadapan Allah paling utama ketika mereka berusaha merubah al-Qur’an dan Sunnah karena dianggap tidak sesuai dengan akalnya.
Orang-orang seperti ini, biasanya mudah membuat dan merekayasa hukum Allah untuk disesuaikan dengan akalnya. Entah hukum soal menikah, waris, talak, haji dan sebagainya.
“..dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-KU dengan harga sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (Q.S: al-Maidah: 44).
Wallahua’lam