Batemuritour.com-Orang yang mengalami gangguan mental atau tidak berakal di dunia tidak dibebani tanggungan menjalankan ibadah atau hukum syara’. Seperti halnya anak kecil yang belum baligh. Karena mereka tidak memiliki akal.
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
رفع القلم عن ثلاثة عن النائم حتى يستيقظ، وعن الصبي حتى يبلغ، وعن المجنون حتى يعقل
Catatan amal diangkat dari tiga jenis orang: orang tidur sampai dia bangun, anak kecil sampai dia baligh dan orang gila sampai dia sembuh dari gilanya. (HR. Ahmad).
Baca Juga :
Mengingat mereka di dunia tidak dibebani syariat, maka di akhirat nanti amal perbuatan mereka semasa gila, juga tidak dipersidangkan di hari perhitungan amal (yaumul hisab). Kecuali orang yang gilanya musiman atau gilanya setelah usia baligh, maka amal perbuatannya yang akan dipersidangkan (di-hisab) di hari kiamat nanti, adalah amal yang dia lakukan selama tidak gila. Apakah dia ke surga atau neraka? Allahua’lam, tergantung pada amal perbuatannya semasa tidak gila.
Sabda Nabi shallallahualaihi wa sallam,
أربعة (يحتجون) يوم القيامة رجل أصم لا يسمع شيئاً ورجل أحمق ورجل هرم ورجل مات في فترة، فأما الأصم فيقول رب لقد جاء الإسلام وما أسمع شيئاً، وأما الأحمق فيقول رب لقد جاء الإسلام والصبيان يحذفوني بالبعر، وأما الهرم فيقول رب لقد جاء الإسلام وما أعقل شيئاً، وأما الذي مات في الفترة فيقول رب ما أتاني لك رسول فيأخذ مواثيقهم ليطيعنه فيرسل إليهم أن أدخلوا النار، قال: فوالذي نفس محمد بيده لو دخلوها لكانت عليهم بردا وسلاما.
Baca Juga :
Ijtima Ulama Menjadi Tradisi Keberislaman di Indonesia dalam Penyelesaian Masalah
“Ada empat jenis orang yang akan mengajukan banding pada hari kiamat nanti:
(1) orang tuli yang tak dapat mendengar sesuatupun,
(2) orang dungu atau gila,
(3) orang tua renta lagi pikun, dan
(4) orang yang meninggal pada zaman fatrah.
Orang yang tuli berkata,”Ya Tuhanku, Islam datang namun aku tak mendengar sesuatupun tentangnya.”
Yang dungu berkata,”Ya Tuhan, Islam datang, namun anak-anak kecil melempariku dengan kotoran hewan.”
Orang tua renda lagi pikun berkata, “Ya Tuhan, sungguh Islam telah datang, namun aku tidak mengerti/paham.”
Orang yang mati di zaman fatroh berkata Ya Tuhan, Rasul-Mu tidak mendatangiku.”
Lalu diambillah perjanjian dengan mereka untuk diuji. Kemudian akan diutus seorang utusan (Rasul) kepada mereka yang memerintahkan untuk memasuki api. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya mereka masuk ke dalam api tersebut, niscaya mereka akan merasakan dingin dan selamat (dari adzab).”
(HR. Ahmad, dinilai hasan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth).
Baca Juga :
Imam Ibnu Katsir rahimahullah lebih memilih pendapat ini dengan alasan,
وهذا القول يجمع بين الأدلة كلها..
Pendapat inilah yang dapat mengkompromikan seluruh dalil dalam permasalahan ini. (Lihat tafsir beliau untuk ayat 15 dari surat Al-Isra’).