Batemuritour.com- Umat muslim di indonesia pada tahun 2023 menurut laporan RISCC ada sekitar 240,62 juta jiwa. Sehingga indonesia termasuk negara dengan penduduk muslim terbesar di ASEAN. Dan tentunya, Momentum Idul Adha bisa menjadi sebuah fenomena ekonomi makro yang tak terhindarkan, ter utama dalam konteks pertumbuhan ekonomi dan implikasinya terhadap tingkat inflasi.
Baca Juga : Masih Punya Utang yang Belum Lunas, Bolehkah Berkurban? Buya Yahya
Penelitian hasil Panjaitan dan Wardoyo mengatakan Setiap tahun, gejolak ekonomi seperti inflasi sering kali muncul, khususnya saat momentum Idul Adha. Dalam ranah ekonomi makro, negara-negara sering menghadapi sejumlah masalah krusial, termasuk pertumbuhan ekonomi, ketidakstabilan aktivitas ekonomi, tingkat pengangguran, inflasi, dan keseimbangan neraca perdagangan. Inflasi menurut BI adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya.
Al-Maqrizi mengklasifikasikan inflasi menurut penyebabnya menjadi dua jenis, yakni inflasi alamiah (natural inflation) dan inflasi yang disebabkan oleh kesalahan manusia (human error inflation). Inflasi termasuk fenomena ekonomi yang biasa terjadi dan masih dapat diterima jika terjadi pada tingkat yang rendah, stabil, dan dapat terkendali. Namun, inflasi bisa menjadi masalah serius jika mencapai tingkat yang tinggi, tidak stabil, dan sulit untuk dikendalikan.
Baca Juga : Jangan Keliru!! Inilah 4 Perbedaan Aqiqah dan Kurban
Idul adha termasuk salah satu terjadinya inflasi alamiah. Contoh kasusnya di indonesia, momentum Idul adha pada tahun 2023 yang mempengaruhi inflasi alamiah karena besarnya transaksi ekonomi yang terjadi dan peredaran mata uang yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh permintaan yang tinggi terhadap barang-barang yang diperlukan pada saat hari idul adha yaitu hewan hewan qurban. Permintaan hewan kurban meningkat karena sudah menjadi tradisi muslim dalam menjalankan sunnah di hari idul adha.
Hari libur idul adha 2023, yang diperkirakan selama 3 hari, juga memiliki potensi besar dalam memunculkan faktor-faktor yang menyebabkan inflasi. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi yang tinggi, mayoritas penduduknya melakukan aktivitas ekonomi seperti berbelanja, bepergian, berwisata, dan lain sebagainya bersama keluarga atau kerabat, yang dapat menyebabkan inflasi akibat tingginya konsumsi selama periode liburan tersebut dan menimbulkan kenaikan harga.
Baca Juga : 5 Tips Mudah Siapkan Dana Kurban Agar Tetap Konsisten
Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang tepat dalam menangani inflasi alamiah yang diakibatkan hari raya idul adha pada setiap tahun. Solusi ini menggunakan prinsip syariah. Bagaimana prinsip syariah mengatasi permasalahan inflasi. Menurut umer chapra terdapat strategi-strategi dalam menekan terjadinya inflasi yaitu,
Memperbaiki moral
Islam menekankan pentingnya meningkatkan moral individu dan masyarakat untuk mencapai tujuan kesejahteraan yang holistik. Konsep inti kesejahteraan dalam Islam menegaskan bahwa kesejahteraan manusia hanya dapat terwujud dengan memenuhi kebutuhan material dan spiritual secara seimbang.
Distribusi kekayaan yang merata
Distribusi yang merata dianggap penting dalam menciptakan stabilitas sosial, mengurangi ketimpangan, dan mempromosikan keadilan ekonomi. Ketika pendapatan dan kekayaan didistribusikan secara merata, kemiskinan dapat dikurangi, dan kesempatan untuk pertumbuhan ekonomi dan perkembangan individu meningkat. Salah satu contoh yaitu ZIS (zakat, infaq, sedekah).
Baca Juga : Ini Batasan Umur Hewan untuk Dikurbankan !
Menghilangkan usury
strategi ekonomi islam terhadap permintaan uang dipengaruhi oleh motif transaksi dan tindakan berjaga-jaga, yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan distribusi uang. Berbeda dengan ekonomi konvensional, di mana permintaan uang dipengaruhi oleh fluktuasi suku bunga, dalam ekonomi Islam, penghapusan usury dan kewajiban bayar zakat tidak hanya mengurangi permintaan spekulatif terhadap uang dan efek suku bunga, tetapi juga memberikan stabilitas yang besar terhadap permintaan uang. Dalam ekonomi Islam, suku bunga tidak ada dan keuntungan tidak tetap, tapi memiliki rasio bagi hasil.
terdapat strategi lain yang dapat menekan terjadinya inflasi alamiah akibat idul adha, dengan pengawasan lembaga hisbah. Dengan adanya pengawasan oleh lembaga Al-Hisbah, kemungkinan besar inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga barang di pasar selama momentum Idul Adha dapat dikendalikan dan dipantau pergerakannya. Dengan demikian, langkah-langkah dalam perspektif islam tersebut dapat menghadapi inflasi yang terjadi karena momen idul adha di setiap tahunnya.
REFERENSI
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/default.aspx