Sejarah dan Keutamaan Arafah, Muzdalifah, dan Mina dalam Ibadah Haji

By. Ibnu Fikri Ghozali - 20 May 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Arafah adalah kawasan datar yang terletak sekitar 25 kilometer di sebelah timur Makkah. Tempat ini dikenal sebagai lokasi pertemuan Nabi Adam AS dan Hawa setelah diturunkan ke bumi. Mereka awalnya tidak saling mengenali (arafa) namun akhirnya dapat saling mengenali kembali setelah bertemu di Arafah. Di sini juga, mereka menyadari (arafa) kesalahan yang telah dilakukan dan bertaubat kepada Allah SWT. Oleh karena itu, wukuf di Arafah merupakan puncak ibadah haji dan termasuk rukun haji yang harus dilaksanakan.

 

Baca juga: Zikir Setelah Sholat Mendatangkan Ketenangan Hati dan Jiwa

 

Muzdalifah adalah area di antara Arafah dan Mina. Muzdalifah juga dikenal dengan nama Jam'u dan Al-Masy'ar Al-Haram. Setelah wukuf di Arafah, jemaah haji menuju Muzdalifah untuk melaksanakan salat Maghrib dan Isya yang dijama' takhir, kemudian mabit (menginap) di sana. Di Muzdalifah, jemaah haji juga mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melontar jumrah di Mina.

 

Mina terletak sekitar 7 kilometer dari Masjidil Haram dan merupakan salah satu situs penting dalam rangkaian ibadah haji. Di Mina, jemaah haji melaksanakan mabit dan melontar jumrah. Mina juga dikenal sebagai Muna yang berarti pengharapan, karena Nabi Adam AS mendengar bisikan bahwa ia akan bertemu kembali dengan Hawa di sini setelah berpisah selama 200 tahun.

 

Wukuf di Arafah

Wukuf di Arafah adalah puncak dari ibadah haji yang harus dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah. Jemaah haji mendengarkan khutbah wukuf, melaksanakan salat Zuhur dan Asar secara berjamaah dengan jama' taqdim qasar, serta membaca doa wukuf. Wukuf adalah rukun haji, dan hajinya tidak sah tanpa melaksanakan wukuf di Arafah.

 

Baca juga: Tunaikan Zakat Pertanian Supaya Hasil Panen Membawa Keberkahan

 

Mabit di Muzdalifah

Setelah selesai wukuf di Arafah, jemaah haji bergerak ke Muzdalifah untuk mabit atau bermalam. Di Muzdalifah, jemaah haji mengumpulkan tujuh batu kerikil yang akan digunakan untuk melontar jumrah. Mabit di Muzdalifah adalah wajib dalam rangkaian ibadah haji.

 

Dari Muzdalifah, jemaah haji kemudian bergerak ke Mina pada tanggal 10 Zulhijah. Di Mina, jemaah haji melakukan mabit di perkemahan yang telah ditentukan. Kegiatan utama di Mina adalah melontar jumrah, yang merupakan simbolisasi dari penolakan terhadap godaan setan. Melontar jumrah dilakukan dengan melempar tujuh batu kerikil ke arah tiga tiang jumrah yang berbeda, yakni Jumrah Ula, Jumrah Wusta, dan Jumrah Aqabah, selama tiga hari berturut-turut.

 

Arafah, Muzdalifah, dan Mina, yang sering disebut Armuzna, adalah tempat-tempat suci yang memiliki peran penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Setiap lokasi memiliki sejarah dan keutamaan tersendiri dalam Islam, dan menjadi tempat bagi jemaah haji dari seluruh dunia untuk menjalankan berbagai rangkaian ibadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Pelaksanaan ibadah di ketiga tempat ini penuh dengan hikmah dan spiritualitas yang mendalam, mencerminkan ketaatan dan pengorbanan dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Wallahua'lam.

 

Baca juga: Pesan Menyentuh Rasulullah kepada Umatnya tatkala Haji Wada









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp