Batemuritour.com- Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT sebagai sosok teladan bagi umat Islam. Kehadiran beliau adalah sebuah rahmat maka umat Islam dianjurkan untuk meneladani sikap beliau lewat Al-Qur'an dan hadits.
Hadits adalah berita yang datang langsung dari Rasulullah SAW, dapat berupa ucapannya, serta perbuatannya dan ucapan sahabat yang berhubungan dengan perkara agama yang disetujui atau dibenarkan oleh Rasulullah SAW. Dilihat dari asalnya, hadits dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hadits qudsi dan hadits nabawi.
Baca Juga : Panduan Mandi Ihram: Niat, Tata Cara, dan Sunnah Sebelum Ihram
Apa Itu Hadits Qudsi?
Mengutip dari buku Ilmu Hadis Dasar oleh Atho'illah Umar, hadits qudsi diambil dari kata 'quds' yang berarti suci. Secara istilah adalah setiap ucapan yang disandarkan Rasulullah SAW kepada Allah SWT tetapi bukan Al-Qur'an.
Hadits qudsi disebut juga dengan hadits ilahiy dan rabaniy, yakni sebuah hadits yang sama halnya seperti hadits nabi. Namun, keduanya secara substansi berbeda dari asal sumbernya.
Hadits qudsi maknanya bersumber dari Allah SWT. Sementara itu, hadits atau sunah pada umumnya bersumber dari nabi sendiri, baik lafal maupun maknanya.
Namun, ulama hadits ketika hadits qudsi disamakan secara utuh dengan Al-Qur'an mereka menyatakan menolak. Seperti yang diuraikan oleh Al-Munawi dalam kitab Faidhul Qodir,
الحديث القدسي إخبار الله تعالى نبيه عليه الصلاة والسلام معناه بإلهام أو بالمنام فأخبر النبي صلى الله عليه وسلم عن ذلك المعنى بعبارة نفسه
Hadits qudsi merupakan wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT dalam bentuk makna, baik melalui ilham maupun mimpi. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan berita 'makna' itu dengan redaksi beliau.
Baca Juga : Inilah Cara Menyembelih Hewan Kurban Menurut Syariah Supaya Tidak Salah Paham
مَا مِنْ حَافِظَيْنِ رَفَعَا إِلَى اللهِ مَا حَفِظَا مِنْ لَيْلِ أَوْ نَهَارِ فَيَجِدُ اللَّهُ فِي أَوَّلِ الصَّحِيفَةِ وَفِي آخِرِ الصَّحِيفَةِ خَيْرًا إِلَّا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِي مَا بَيْنَ طَرَفَيْ الصَّحِيفَةِ
Artinya: Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia mengatakan bahwasanya Rasulullah bersabda, "Tiada dua malaikat hafizhin (yang mencatat) melaporkan kepada Allah apa yang dicatat oleh keduanya di malam atau siang hari, tidaklah terdapat di awal buku catatan dan di akhirnya kebaikan melainkan Allah Ta'ala akan mengatakan, 'Saksikanlah oleh kalian semua bahwa sesungguhnya Aku telah mengampuni hamba-Ku atas apa yang ada pada pucuk buku catatan ini'." (HR Tirmidzi dalam kitab Jami pada Bab Jenazah)
Perbedaan Hadits Qudsi dengan Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kalam Allah SWT, bukan seperti kalam manusia yang kadang-kadang masih membutuhkan sumber dari mana asal kalimatnya. Merujuk International Journal Ihya' 'Ulum Al-Din Vol. 18 No 2 (2016) dengan judul Memahami Kembali Pemaknaan Hadis Qudsi karya Abdul Fatah Idris, ada beberapa perbedaan antara hadits qudsi dengan Al-Qur'an dan yang terpenting adalah sebagai berikut:
1. Al-Qur'an adalah kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW dengan lafal-Nya. Al-Qur'an sebagai wahyu Allah SWT maka tidak ada seorang pun yang bisa menentang tentang kebesaran mukjizatnya. Hadits qudsi tidak dimaksudkan untuk menantang atau menunjukkan mukjizat.
Baca Juga : Puasa Ayyamul Bidh: Sunnah yang Dilakukan Rasulullah SAW
2. Al-Qur'an hanya dinisbatkan kepada Allah SWT sehingga dikatakan Allah Taala berfirman. Sedangkan hadits qudsi terkadang disandarkan kepada Allah SWT sehingga nisbah hadits qudsi itu kepada Allah SWT adalah nisbah dibuatkan.
Maka dikatakan Allah SWT telah berfirman dan Allah berfirman. Dan terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Rasulullah SAW. tetapi nisbahnya adalah nisbah kabar. Maka dikatakan, Rasulullah SAW mengatakan apa yang diriwayatkan Tuhannya.
3. Seluruh isi Al-Qur'an dinukil secara mutawatir sehingga kepastiannya mutlak. Adapula hadits-hadits qudsi kebanyakan adalah kabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Ada kalanya hadits itu sahih, hasan, atau daif.
4. Al-Qur'an dari Allah SWT, baik lafal maupun maknanya sedangkan hadits qudsi maknanya dari Allah SWT dan lafalnya dari Rasulullah SAW.
5. Nilai ibadah membaca Al-Qur'an dengan hadits berbeda. Membaca huruf dari Al-Qur'an akan memperoleh satu kebaikan dan kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat. Sementara itu, Allah SWT memberikan pahala membaca hadits qudsi secara umum saja.
Baca Juga : 4 Hal Sunnah Rasulullah Sebelum Sholat Ied
Adapun yang dimaksud dengan hadits nabawi adalah hadits nabi yang disandarkan secara keseluruhan kepada nabi. Baik makna maupun lafalnya dengan bentuk ucapan, perbuatan, taqrir dan sifat-sifatnya. Hadist nabawi mengandung dua sifat.
Pertama, tauqifi adalah sifat di mana kandungannya diterima oleh Rasulullah SAW dari wahyu, kemudian ia menjelaskannya kepada manusia dengan kata-katanya sendiri. Kedua, taufiqi yaitu yang disimpulkan oleh Rasulullah SAW hasil dari pemahamannya terhadap Al-Qur'an karena beliau memiliki tugas menjelaskan dan menyimpulkan Al-Qur'an dengan pertimbangan dan ijtihad.
Kembali menukil buku Ilmu Hadis Dasar, berikut beberapa perbedaan antara hadits qudsi dengan hadits nabawi:
1. Hadits nabawi adalah sabda nabi secara lafaz dan makna sedangkan hadits qudsi maknanya dari Allah SWT dan lafaznya dari Rasulullah SAW.
2. Hadits nabawi tidak terdapat penyandaran kepada Allah SWT, tetapi hadits qudsi pasti nabi menyandarkan kepada Allah SWT.
3. Hadits nabawi mencakup segala hal yang datang dari nabi, baik perkataan, perbuatan, maupun persetujuan. Berbeda dengan hadits qudsi, sebab hadits qudsi hanya mencakup perkataan nabi saja.
4. Hadits nabawi memuat semua syariat, sedangkan hadits qudsi hanya berisi hubungan Allah SAW dengan hamba-Nya.
5. Jumlah hadits nabawi sangat banyak hingga ribuan, berbeda dengan hadits qudsi yang jumlahnya sangat sedikit.
Wallahu a'lam.
Baca Juga : Sholat Qobliyah Subuh Menjadikan Dunia dan Seisinya dalam Genggaman