Ciri Haji Mabrur menurut Para Ulama

By. Abid Rauf - 28 May 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com -  Haji mernurut bahasa adalah menuju ke suatu tempat berulang kali atau menuju kepada sesuatu yang dibesarkan. Allah swt telah menjadikan Baitullah sebagai suatu tempat yang dituju manusia pada setiap tahun.

Allah swt. berfirman:

وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِۦمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.” (QS: al-Baqarah: 125).

Baca juga :7 Etika Calon Jemaah Haji untuk Mendapatkan Derajat Haji Mabrur

Baitullah adalah suatu tempat yang didatangi manusia pada setiap tahunnya. Lazimnya mereka yang sudah pernah mengunjungi Baitullah, timbul keinginan untuk kembali lagi yang kedua kalinya.

Maka haji menurut syara’ adalah mengunjungi Baitullah dengan sifat yang tertentu, di waktu tertentu, disertai oleh perbuatan-perbuatan yang tertentu pula.

Syariat Islam mewajibkan haji atas setiap mukallaf sekali dalam seumur hidup. Seluruh ulama sepakat menetapkan bahwasanya haji itu tidak berulang-ulang, sekali saja seumur hidup kecuali kalau dinazarkan.

Selain satu kali yang wajib, maka yang lebih dari satu kali dipandang sunah.

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (QS: Ali Imran; 97)

Baca juga : 10 hal Penting Inti Khutbah Rasulullah ﷺ di Arafah Saat Haji Wada’

Ibadah haji adalah salah satu ibadah yang paling utama, berdasarkan hadits Rasulullah ﷺ:

عن أبي هريرة قال: سيل رسول الله : أي العمل أفضل؟ قال: (إيمان بالله و رسوله)، قيل: ثم ماذا؟ قال: الجهاد في سبيل الله، قيل: ثم

ماذا؟ قال: حج مبرور

“Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ia berkata: Rasulullah  ditanya: “Amal ibadah apakah yang paling utama? Beliau bersabda: Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dikatakan (kepadanya): Kemudian apa? Beliau bersabda: Jihad dijalan Allah’. Dikatakan (kepadanya): Kemudian apa?’ Beliau bersabda: ‘Haji yang mabrur.” (HR: Al-Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah, RA Rasulullah ﷺ bersabda,

العمرةُ إلى العمرةِ كفَّارَةٌ لمَا بينَهمَا ، والحجُّ المبرورُ ليسَ لهُ جزاءٌ إلا الجنَّةُ

“Antara satu umrah dengan umrah berikutnya terdapat penghapusan dosa-dosa di antara keduanya.  Haji yang mabrur, tidak ada pahala bagi pelakunya, melainkan surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Defenisi Mabrur menurut Ulama

Terdapat beberapa pandangan para ulama berkenaan dengan Haji Mabrur. Hal ini telah dinukilkan oleh Imam al-Syaukani (w. 1255 H) di dalam kitabnya Nail al-Authar sbb :

  1. Haji mabrur adalah haji yang maqbul (diterima oleh Allah SWT).
  2. Haji mabrur adalah haji yang (pelaksanaannya) tidak dinodai oleh dosa.
  3. Haji mabrur adalah haji yang sempurna hukum-hukumnya sehingga terlaksana secara sempurna sebagaimana diperintah syarak.

Baca juga : 10 hal Penting Inti Khutbah Rasulullah ﷺ di Arafah Saat Haji Wada’

Ciri Haji Mabrur

Rasulullah ﷺ bersabda, bahwa ganjaran terbaik bagi orang mendapatkan peringkat haji mabrur adalah surga.

الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

“Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga.” (HR: Bukhari).

Hanya saja, predikat haji mabrur itu adalah hak prerogratif Allah Swt. Kita hanya menerka berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan hadis, atau para ulama.

Di antara ciri yang banyak diungkapkan adalah :

  1. Terjadinya perubahan signifikan dalam konteks ketawadhuan dan ketaatan kepada Allah Swt sepulang ibadah.
  2. Ia lebih banyak berdzikir dan berdoa kepada Allah Swt. Ini sangat sesuai dengan firman Tuhan:

فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَـسِكَكُمْ فَٱذْكُرواہ اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آَاَاءَاكُمْ وْ Aَ شَدَّ ذكْرً ۗ

“Maka apabila kamu telah selesai menunaikan ibadah hajimu, maka hendaklah kamu menyebut dan mengingat Allah (dengan mengagungkan-Nya) sebagaimana kamu dahulu menyebut (memuji) kakek nenekmu, bahkan dengan sebutan yang lebih banyak lagi.” (Surah al-Baqarah: 200).

Dari ringkasan tulisan di atas; ada 3 (tiga) ciri atau tanda dari haji mabrur, yaitu:

1. lth’ämu ath-tha’am, yaitu memberi makan, peduli pada pengentasan kemiskinan dan masalah sosial kemasyarakatan.

2. Ifsyāu al-Salăm, senantiasa menebarkan salam dan kedamaian.

3. Thayyibu al-Kalāmi, yaitu bijak dalam bicara, santun dalam berbuat, dan baik dalam bersikap. Maksudnya bahwa ketika berbicara lemah lembut tidak menyakiti hati orang lain, menghormati dan menghargai pendapat orang lain dan berkepribadian luhur dan berakhlak mulia.

Nabi ﷺ menggambarkan bahwa haji yang mabrur adalah lebih baik dari Jihad. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi :

يَا رَسُولَ اللَّهِ نَرَى الْجِهَادَ أَفْضَلَ الْعَمَلِ أَفَلاَ نُجَاهِدُ مَعَكَ? قَالَ :« لاَ وَلَكُنَّ أَفْضَلُ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ

“Wahai Rasulullah , kami memandang jihad sebagai amalan yang paling baik. Apakah perlu bagi kami untuk berjihad  bersamamu? Nabi, , berkata: Tidak perlu, tapi jihad terbaik (untukmu) adalah Haji Mabrur.” (Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Kitab Sunan-nya)

 

Wallahua’lam









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp