Al Qur'an dan Hadist Menjadi Peninggalan Rasulullah

By. Ibnu Fikri Ghozali - 30 May 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Rasulullah SAW, sebagai nabi dan rasul terakhir, meninggalkan dua warisan yang sangat berharga bagi umat Islam. Peninggalan tersebut bukan berupa harta benda atau kekayaan material, tetapi sesuatu yang jauh lebih bernilai dan abadi: Al-Qur'an dan hadits. Kedua peninggalan ini telah menjadi pedoman hidup umat Islam sepanjang masa.

 

Baca juga: 10 Syarat Klaim Asuransi Bagi Jemaah Haji Cacat Tetap (Sebagian ataupun Total)

 

Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA menyebutkan bahwa Rasulullah SAW tidak meninggalkan harta apapun ketika beliau wafat: "Rasulullah SAW tidak meninggalkan dinar, dirham, kambing, atau unta. Beliau juga tidak memberikan wasiat harta kepada siapa pun." (HR Muslim)

 

Dalam riwayat lain dari Amr bin al-Harits, disebutkan bahwa harta yang ada pada Rasulullah SAW telah disedekahkan: "Rasulullah SAW tidak meninggalkan dirham, dinar, budak laki-laki, budak wanita, dan tidak yang lain, kecuali bagal putih beliau, senjata, dan tanah, yang semuanya dijadikan sedekah." (HR Bukhari)

 

Al-Qur'an dan hadits merupakan warisan terbesar dari Rasulullah SAW yang menjadi pedoman utama dalam kehidupan umat Islam. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya selama kamu berpegang dengan kedua-duanya, yaitu kitab Allah (Al-Qur'an) dan sunahku." (HR Hakim)

 

Baca juga: Peran Penyuluhan Islam Dalam Menghadapi Tantangan Zaman Digital

 

Al-Qur'an dan hadits telah dijadikan sumber hukum tertinggi oleh para khulafa' al-rasyidin dan umat Islam sepanjang masa. Meskipun terdapat ijtihad untuk menjawab persoalan yang tidak ditemukan secara langsung dalam Al-Qur'an dan hadits, keduanya tetap menjadi pedoman utama yang tidak tergantikan.

 

Imam al-Ghazali dalam kitab Mukasyafah al-Qulub meriwayatkan kisah dari Abu Hurairah RA yang menceritakan tentang warisan Rasulullah SAW. Suatu hari, Abu Hurairah masuk ke pasar dan berkata: "Aku lihat kalian di sini sementara warisan Rasulullah SAW dibagikan di dalam masjid."

 

Orang-orang tersebut pergi ke masjid tetapi tidak menemukan harta. Mereka hanya melihat sekelompok orang yang berzikir dan membaca Al-Qur'an. Abu Hurairah kemudian berkata: "Itulah warisan Rasulullah SAW."

 

Para khalifah setelah Rasulullah SAW berupaya menjaga kelestarian Al-Qur'an. Salah satu upaya penting adalah pembukuan Al-Qur'an yang dilakukan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq RA. Ketika Rasulullah SAW masih hidup, ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan secara bertahap langsung ditulis oleh para sahabat, seperti Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Namun, tulisan-tulisan ini belum dikumpulkan dalam satu mushaf.

 

Dua tahun setelah Rasulullah SAW wafat, Abu Bakar ash-Shiddiq RA memerintahkan agar tulisan-tulisan Al-Qur'an yang ada dikumpulkan menjadi satu mushaf. Upaya ini kemudian dilanjutkan oleh Utsman bin Affan RA dengan membuat versi salinan tunggal, yang kemudian dikenal sebagai Mushaf Utsmani. Upaya ini memastikan bahwa Al-Qur'an tetap terjaga keasliannya dan dapat diakses oleh umat Islam di seluruh dunia.

 

Baca juga: 7 Syarat Klaim Asuransi Bagi Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi

 

Peninggalan Rasulullah SAW yang paling berharga bukanlah harta benda, melainkan Al-Qur'an dan hadits. Kedua warisan ini menjadi pedoman utama umat Islam dalam menjalani kehidupan dan beribadah. Upaya pelestarian Al-Qur'an oleh para khalifah menunjukkan betapa pentingnya warisan ini bagi umat Islam sepanjang masa.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp