Batemuritour.com - Sebagian orang percaya bahwa doa ibu memiliki kekuatan yang dahsyat. Ibu dipercaya sebagai sosok yang menjadi tangan kanan Tuhan. Oleh sebab itu, segala bentuk kegiatan dianjurkan untuk meminta restu dari orang tua, khususnya ibu. Ibu juga memilii 3 derajat lebih tinggi daripada bapak. Ibu harus lebih dihormati. Karena, doa-doa ibu sangat mustajab. Anda , tentu mengenal Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu oleh ibunya.
Dongeng tersebut menajdi salah satu bukti bahwa, doa ibu sangat mustajab. Oleh sebab itu, kita tidak boleh melawan bahkan durhaka kepada ibu. Perlu ditanamkan dalam hati bahwa doa ibu pasti mujarab.
Baca juga : Keajaiban Hidup Uwais Al Qarni: Cinta dan Ketaatan kepada Ibu
Dalam Alquran surah Al-Israa’ ayat 23-24 disebutkan mengenai derajat mulia seorang ibu, yang mana berucap “…ah” saja sudah dianggap durhaka. Berikut arti kedua ayat tersebut.
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”
Dalam hadist juga disebutkan bahwa anak harus selalu berbakti dan berbuat baik kepada keua orang tuanya. Bahkan ibu menjadi sosok pertama yang wajib dihormati. Berikut bunyi hadist tersebut.
Dari Abu Hurairah RA, ” Suatu saat ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah yang berhak aku pergauli dengan baik? Rasulullah menjawab: Ibumu! Lalu siapa? Rasulullah menjawab: Ibumu! Lalu siapa? Rasulullah menjawab: Ibumu! Sekali lagi orang itu bertanya: Kemudian siapa? Rasulullah menjawab: Bapakmu!” (HR. Bukhari)
Baca juga : Bagaimana Kita Mengunjungi Taman Surga ?
Melansir dari laman Dream.co.id, disebutkan bahwa terdapat kisah dahsyat doa seorang ibu. Cerita tersebut dikisahkan oleh Taqiy bin Mukhallad.
Suatu magrib, datanglah seorang ibu kerumah syeikh Taqiy bin Mukhallad. Ia pun disambut dengan penuh hormat selayaknya tamu. Namun, ia terlihat begitu sedih.
Melihat hal tersebut Taqiy bin Mukhallad bertanya tentang masalah yang sedang dihadapinya. Dengan suara bergetar ibu itu pun mulai bercerita.
“ Puteraku telah ditawan oleh prajurit Romawi dan aku tidak sanggup menebusnya. Saya sangat resah dan gundah gulana. Saya punya tanah dan bisa menjualnya. Saya risau memikirkan keselamatan putraku,” ucap ibu tersebut.
Baca juga : Birrul Walidain: Berbakti kepada Orang Tua dalam Islam
Taqiy bin Mukhallad sangat terharu. Namun beliau juga tidak dapat berbuat apa-apa. Akhirnya beliau hanya dapat menenangkan sang ibu sembari mencari solusi terbaik untuk anaknya.
Sebelum ibu itu pulang beliau meminta agar tak lupa untuk mendoakan anaknya supaya selamat. Yang juga diaminkan oleh Taqiy bin Mukhallad.
Setelah beberapa hari berlalu, si pemuda yang ditawan tersebut pun akhirnya kembali ke pelukan sang ibu dengan selamat. Mereka pun kembali mendatangi Taqiy bin Mukhallad untuk menyampaikan kabar baik tersebut.
Sesampainya dirumah Taqiy bin Mukhallad, pemuda itupun kemudian bercerita,” Aku ditawan oleh prajurit Romawi dengan kelompok tawanan lainnya. Tiap hari kami mendapatkan pengawalan yang ketat. Kami setiap hari disuruh ke gurun untuk kerja paksa. Setelah selesai kami pulang dengan tangan yang terbelenggu. Suatu saat kami pulang selepas Magrib. Tiba-tiba belenggu tersebut terlepas dan jatuh ke tanah dengan sendirinya.”
Pemuda itu pun terdiam. Kejadian itu menurut ibu bertepatan dengan kedatangan beliau ke tempat Taqiy bin Mukhallad untuk mengadukan masalahnya.
Baca juga : Nasihat Ali Bin Abi Thalib Tentang Menghormati Orang Tua
Kemudian pemuda itu melanjutkan ceritanya, “ Pengawal sangat terkejut dan membentakku dengan keras. Kamu yang melepaskan belenggu itu! Tidak, kataku.
Pengawal menjadi bingung. Lalu belenggu itu kemudian dipakaikan lagi. Apa yang terjadi kemudian belenggu itu lepas lagi hingga beberapa kali kejadian serupa berulang
Tak lama kemudian pengawal itu memanggil seorang pendeta.
Sang pendeta lalu bertanya kepadaku, “ Apakah ibumu masih ada?”
Aku pun menjawab, “ Iya.” Pendeta itu tersenyum dan berkata kepadaku, “ Doa ibumu telah dikabulkan. Allah telah menghendaki engkau untuk bebas dan tidak ada seorangpun yang mampu untuk menghalanginya. Oleh karena itu, kamu bebas dan tidak akan dibelenggu lagi.”
Setelah peristiwa tersebut, pendeta itu minta untuk diantar bertemu dengan orang-orang yang beriman kepada Allah. Dan, pendeta pun kemudian memeluk Islam.
Wallahua’lam