Batemuritour.com- Islam merupakan agama yang selalu memberi kemudahan kepada umatnya. Namun, terdapat aturan yang harus dipatuhi dalam melakukan segala sesuatu. Tujuan dari mematuhi aturan tersebut adalah agar umat Muslim memiliki sikap sami’na wa atho’na dalam diri mereka.
Diterangkan dalam buku Super Spiritual Quotient (SSQ): Sosiologi Berpikir Qur`ani dan Revolusi Mental oleh Dr. Syahrul Akmal Latif dan Alfin el Fikri-SSQ, sami’na wa atho’na artinya kami dengar dan patuh. Maksudnya, ini merupakan sikap di mana seorang Muslim memiliki ketundukkan jiwa dan kerelaan hati.
Baca Juga : Bersikap Qona'ah supaya selalu Bersyukur
Seorang Muslim akan disebut beriman apabila memiliki sikap sami’na wa athona. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An Nur ayat 51 berikut:
اِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذَا دُعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ اَنْ يَّقُوْلُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya: “Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata: Kami mendengar, dan kami taat. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Mengutip buku Menyongsong Masa Depan Yang Cemerlang oleh K.H. R.A. Zailani dan Dr. Endang Rudiatin, karakter seseorang dengan sikap sami’na wa athona ditandai dengan selalu mengerjakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Mereka juga memiliki keyakinan bahwa Allah SWT Mahabenar dan tidak pernah salah.
Allah berjanji akan memberikan kemenangan kepada orang-orang yang memiliki sikap tersebut. Janji ini disebutkan dalam Alquran surat An Nur ayat 51 yang berbunyi:
Baca Juga : Jauhkanlah Diri Kita Dari Sifat Takabur
وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَخْشَ اللّٰهَ وَيَتَّقْهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ
Artinya: “Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”
Dalam ayat lain juga ditegaskan:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Artinya: "Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya, dan mereka mengatakan: Kami dengar dan kami taat." (QS Al-Baqarah: 285)
Apabila ada orang Muslim yang sudah tahu, paham, bahkan mendengar aturan Allah SWT, namun tetap tidak mau menaati-Nya, maka ia termasuk ke dalam golongan orang munafik. Ini sesuai firman Allah SWT yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَأَنْتُمْ تَسْمَعُونَ وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ قَالُوا سَمِعْنَا وَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar (perintah-perintah-Nya), dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (munafik) yang berkata: Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan (karena hati mereka mengingkarinya).” (QS. Al Anfal: 20-21).
Baca Juga : ni Dia 7 Cara Menghadapi Orang Sombong dalam Ajaran Islam
Hal tersebut bisa terjadi karena masih lemahnya iman seseorang serta ditambah dengan adanya hawa nafsu dan bujukan setan. Karenanya, seseorang yang mengaku Muslim sering mengabaikan aturan Allah SWT dan lebih memilih aturan lain.
قَالُوا سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَوَعَظْتَ أَمْ لَمْ تَكُنْ مِنَ الْوَاعِظِينَ إِنْ هَذَا إِلَّا خُلُقُ الْأَوَّلِينَ وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ
Artinya: “Mereka menjawab: Sama saja bagi kami, apakah engkau memberi nasihat atau tidak memberi nasihat, (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu dan kami tdk akan diadzab.” (QS. asy-Syuara: 136-138)
Baca Juga : Serupa Tapi Tak Sama, Ini Dia Perbedaan Akhlak dan Adab Dalam Islam