Batemuritour.com- Mengerjakan puasa Dzulhijjah merupakan salah satu amalan yang disunahkan selama bulan Zulhijah. Ibadah satu ini merujuk pada saum sunah yang dikerjakan selama sembilan hari di awal Zulhijah.
Apabila mampu mengerjakan puasa Dzulhijjah selama sembilan hari penuh, insyaallah kamu akan mendapatkan pahala yang tak terhingga. Ini karena balasan amal baik selama sepuluh hari pertama Zulhijah bahkan mampu mengalahkan pahala jihad di jalan Allah.
Baca Juga : Rangkaian Urutan Ibadah Idul Adha
Dilansir Rumaysho, Rasulullah pernah bersabda dalam hadis dari Ibnu Abbas. Bunyinya adalah sebagai berikut:
"'Tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal saleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Zulhijah).' Para sahabat bertanya, 'Tidak pula jihad di jalan Allah?' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Jihad di jalan Allah pun tidak bisa mengalahkan kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali sedikit pun.'" (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, sahih menurut Syekh Al Albani).
Keutamaannya memang tak perlu diragukan, tetapi apakah puasa Dzulhijjah harus 9 hari penuh? Bagaimana jika hanya mengerjakannya selama 7 hari, 6 hari, ataupun hanya sehari, apakah boleh?
Selengkapnya, berikut kami sajikan jawaban dari pertanyaan tersebut berdasarkan salah satu tausiah Buya Yahya dan beberapa sumber lainnya.
Baca Juga : Memperbanyak Takbir di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Laman Rumaysho menyebutkan, para salaf dulunya begitu bersemangat mengerjakan puasa sunah di 1-9 Zulhijah, bahkan lebih semangat dari menunaikan puasa sunah Syawal.
Begitu pula para sahabat. Banyak riwayat yang menunjukkan bahwa mereka, seperti Umar bin Khattab dan Abdullah bin Mawhab, turut mengerjakan puasa Dzulhijjah.
Hal ini tentu dilandaskan pada praktik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Diceritakan dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Zulhijah, pada hari Asyura (10 Muharam), berpuasa tiga hari setiap bulannya, ...." (HR. Abu Daud no. 2437, sahih menurut Syekh Al Albani).
Berdasarkan praktik yang dicontohkan Rasulullah, sahabat, dan para salaf, tentu dapat detikers tangkap kesimpulan bahwa lebih afdal jika mengerjakan puasa Dzulhijjah selama 9 hari penuh.
Baca Juga : Puasa Tarwiyah Agar Hidup Lebih Berkah
Terlebih lagi seperti yang disebutkan hadis Ibnu Abbas, amalan saleh di awal Zulhijah, dalam hal ini puasa Dzulhijjah, insyaallah akan diganjar oleh Allah dengan pahala melebihi berjihad.
Namun, apakah ini sebuah keharusan? Temukan jawabannya di penjelasan berikut ini.
Tak Apa Hanya Puasa 1 Hari di Awal Zulhijah, asalkan Tidak Meninggalkan Puasa Arafah
Dalam video "Bagaimana Ketentuan Puasa 10 Awal Dzulhijjah?" yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menyebutkan bahwa di antara 10 hari pertama bulan Zulhijah, ada satu hari yang begitu istimewa, yakwni hari Arafah yang jatuh pada 9 Zulhijah.
Berdasarkan buku Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah karya Nur Solikhin, disebut hari Arafah karena pada hari tersebut, para jemaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah sejak tengah hari pada 9 Zulhijah hingga terbit fajar hari menyembelih hewan pada 10 Zulhijah.
Buya Yahya mengatakan, puasa di hari Arafah disunahkan bagi kaum muslimin yang sedang tidak berhaji. Adapun mereka yang sedang haji tidak dianjurkan guna tetap memiliki stamina penuh selama melaksanakan rukun Islam yang kelima itu.
Baca Juga : Tafsir Al Baqarah 203, Raihlah Keberkahan Dzikir di Hari Tasyriq
Nah, perihal tata laksana puasa di awal Dzulhijjah, Buya mengingatkan agar umat Islam jangan sampai keliru dalam mengerjakannya. Maksudnya, jangan sampai kita mantap puasa di hari pertama hingga kedelapan Zulhijah, tetapi malah "libur" di hari Arafah.
Pasalnya, hari yang paling penting dan memiliki ganjaran lebih besar adalah di tanggal 9 Zulhijah alias hari Arafah.
"Menyempurnakan di hari-hari sebelumnya mulai tanggal 1 sampai tanggal 9 (Zulhijah) Anda boleh puasa. Cuman, puasanya yang bener, dong. Jangan (tanggal 1-8 Zulhijah) puasa, (tapi saat tanggal) tanggal 9 (Zulhijah) nggak. (Itu) ketuker," ujar Buya Yahya dalam video tersebut.
"Yang paling penting itu (tanggal) 9 (Zulhijah). Yang paling gede (ganjarannya) 9 (Zulhijah)," sambungnya.
Keutamaan puasa Arafah tersebut seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam sebuah hadis. Dikutip dari buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa oleh Nur Solikhin, Abu Qatadah RA berkata,
"Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, kemudian beliau menjawab bahwa puasa itu melebur dosa satu tahun yang telah berlalu dan yang akan datang." (HR. Muslim)
Baca Juga : Asyhurul Hurum : Berikut Peristiwa Bersejarah Islam di Bulan Dzulhijjah
Namun, bukan berarti puasa sebelum hari Arafah kurang penting. Buya Yahya mengingatkan, ibadah saum pada 1-8 Zulhijah juga tak kalah istimewa.
"Anda boleh puasa tanggal 1 (Zulhijah). (Itu) istimewa! Karena disebutkan (dalam hadis), tidak ada hari yang lebih bagus untuk beramal baik melebihi daripada sepuluh (hari) awal Zulhijah," kata Buya Yahya.
Berdasarkan paparan sebelumnya, maka dapat dipahami bahwa puasa Arafah tidak harus dikerjakan selama 9 hari, semisal memang tidak memungkinkan. Meski begitu, jangan sampai melewatkan puasa pada 9 Zulhijah atau hari Arafah.
Sebab, puasa Arafah memiliki keutamaan berupa ampunan dosa selama dua tahun, yang terdahulu dan akan datang, dari Allah SWT.
Diingatkan pula bagi detikers yang berencana saum 9 hari penuh, jangan sampai malah mandek di tanggal 9 Zulhijah yang merupakan hari paling utama di awal bulan ke-11 Hijriah tersebut.
Semoga menjawab pertanyaanmu, ya. Wallahua'lam bishawab.
Baca Juga : Hikmah Haji di Bulan Dzulhijjah