4 Hal Yang Harus Dipahami Terkait Pelaksanaan Alur Pergerakan Jemaah Dari Arafah Agar Berjalan Lancar

By. Miftahul Jannah - 14 Jun 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Ibadah haji merupakan puncak ritual Islam yang harus dilaksanakan dengan khidmat dan tertib. Salah satu momen penting dalam perjalanan ibadah haji adalah pergerakan jemaah dari Arafah menuju Muzdalifah dan Mina. Momen ini sangat krusial karena melibatkan perpindahan ribuan jemaah dalam waktu yang bersamaan. Untuk menjamin kelancaran dan keselamatan jemaah, Kementerian Agama RI telah mengatur alur pergerakan jemaah dari Arafah dengan skema murur dan non-murur yang terstruktur. Berikut adalah 4 hal yang harus dipahami terkait pelaksanaan alur pergerakan jemaah dari Arafah:

 

Baca Juga : 5 Cara Mengatasi Penyakit Akibat Cuaca Panas Agar Jemaah Selalu Sehat

 

1. jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan dari arafah dengan skema murur dan non murur (normal).

 

2. jemaah murur akan diberangkatkan dari arafah pada pukul 19.00 sd 22.00 WAS, menuju mina dengan lewat muzdalifah. Pada jam yang sama jemaah haji non-murur juga diberangkatkan menuju Muzdalifah.

 

3. Tata kelola keberangkatan jemaah haji dan Arafah diatur sebagai berikut:

 

a. Di setiap maktab, terdapat dua pintu keluar sebagai titik pemberangkatan. Satu pintu digunakan oleh jemaah murur, dan pintu lainnya digunakan oleh jemaah non murur, sesuai dengan tanda yang diberikan oleh pihak maktab,

 

b. Setiap maktab disiapkan 10 bus. Sebanyak 4 bus untuk city bus sejenis bus shalawat untuk jemaah murur, dan 6 bus sejenis bus antar kota untuk jemaah non murur,

 

c. Jemaah mulai memasuki halte pintu pemberangkatan maktab di Arafah pada pukul 18.00 WAS,

 

d. Jemaah pada trip pertama akan mulai memasuki bus pada 18.30 WAS,

 

Baca Juga : Inilah 5 Penyakit Akibat Cuaca Panas Agar Jemaah Dapat Waspada

 

e. Bus akan bergerak meninggalkan arafah saat matahari terbenam (magrib),

 

f. Salat magrib dan isya bisa dilakukan dengan cara jamak ta’khir di Muzdalifah untuk jemaah non murur, dan di Mina untuk jemaah murur,

 

4. Untuk mendukung kelancaran pergerakan jemaah haji, penggunaan kursi roda diatur sebagai berikut:

 

a. Kursi roda hanya diizinkan untuk jemaah yang memiliki kebutuhan kursi roda yang bersifat permanen (semua aktivitasnya harus dengan kursi roda),

 

b. Seluruh jemaah haji pengguna kursi roda diberangkatkan dari arafah dengan skema murur,

 

c. Jemaah dengan kursi roda harus didampingi oleh keluarga/jemaah/petugas yang akan mendorong kursi roda,

 

d. Pada setiap maktab di tenda arafah dan mina, disediakan kursi roda untuk mobilisasi jemaah saat naik dan turun dari bus,

 

Baca Juga : 7 Cara Mengatasi Kepadatan Haji Agar Ibadah Menjadi Nyaman

 

Dengan adanya pengaturan alur pergerakan jemaah dari Arafah yang sistematis, diharapkan proses perpindahan ribuan jemaah haji Indonesia dapat berlangsung dengan aman, tertib, dan khidmat. Pengaturan ini juga mempermudah pengelolaan jemaah, mulai dari pembagian kelompok, penjadwalan keberangkatan, hingga penyediaan fasilitas pendukung seperti bus dan kursi roda. Tentunya, keberhasilan pelaksanaan alur ini juga bergantung pada kesadaran dan kedisiplinan jemaah haji dalam mengikuti arahan dan petunjuk dari petugas di lapangan. Semoga dengan alur pergerakan yang terencana ini, ibadah haji dapat dilaksanakan dengan khusyuk dan penuh kekhidmatan.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp