Batemuritour.com- Kaum Tsamud adalah salah satu kaum yang dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa oleh Allah SWT. Namun, sayangnya, mereka tidak memanfaatkan kekayaan tersebut untuk beriman kepada Allah dan malah menjalani kehidupan yang penuh dengan kemaksiatan.
Nabi Saleh AS diutus oleh Allah untuk mengajak kaum Tsamud beriman dan meninggalkan kebiasaan buruk mereka. Dakwah Nabi Saleh dijelaskan dalam Al-Qur'an, Surah Hud ayat 61:
وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗهُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِوَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ
Artinya: "Kepada (kaum) Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, "Wahai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya). Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat lagi Maha Memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Kaum Tsamud memiliki gaya hidup yang senang berfoya-foya, mabuk-mabukan, berzina, dan tidak segan melakukan tindak kejahatan. Mereka menolak ajakan Nabi Saleh dan marah, seperti yang disebutkan dalam QS Hud ayat 62:
"Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan. Apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Sesungguhnya, kami ragu dan khawatir terhadap agama yang kamu serukan kepada kami."
Meskipun ada sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang menerima ajaran Nabi Saleh, sebagian besar penduduk yang memiliki kekayaan berlimpah dan kedudukan tinggi justru bersikeras menolak ajakan tersebut.
Baca juga: Umar bin Abdul Aziz: Khalifah yang Adil dan Berpikir Jauh
Nabi Saleh tidak patah semangat dan memohon kepada Allah untuk diberikan mukjizat agar kaum Tsamud percaya dan bertobat. Allah kemudian memerintahkan Nabi Saleh untuk memukulkan tangannya ke atas permukaan batu, sehingga muncul seekor unta betina yang besar dan gemuk. Melihat mukjizat tersebut, sebagian kaum Tsamud mengakui kerasulan Nabi Saleh, namun sebagian lainnya menganggapnya sebagai sihir.
Nabi Saleh mengizinkan kaum Tsamud untuk memerah dan meminum susu dari unta betina tersebut. Namun, beberapa warga khawatir karena unta tersebut meminum banyak air dari sumber air kaum Tsamud. Akhirnya, dua pemuda bernama Mushadda bin Muharrij dan Gudar bin Salif membunuh unta betina tersebut.
Tindakan tersebut membuat Nabi Saleh sangat sedih dan memperingatkan bahwa azab Allah akan segera datang jika mereka tidak bertobat. Tanda-tanda azab adalah perubahan warna wajah kaum Tsamud setiap hari: kuning pada hari pertama, merah pada hari kedua, dan hitam pada hari ketiga. Pada hari keempat, turunlah azab Allah berupa petir menggelegar, gempa bumi dahsyat, dan batu-batu besar yang menghancurkan mereka.
Nabi Saleh dan pengikutnya telah meninggalkan daerah kaum Tsamud sebelum azab datang. Ancaman Nabi Saleh malah membuat kaum Tsamud semakin murka dan merencanakan untuk membunuhnya, namun Allah melindungi Nabi Saleh dan azab tersebut menimpa kaum Tsamud sebagai balasan atas kedurhakaan mereka.
Kisah kaum Tsamud mengajarkan kita tentang pentingnya iman dan ketaatan kepada Allah. Kekayaan dan kekuasaan tidak menjamin keselamatan jika tidak disertai dengan keimanan dan amal saleh. Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa Allah Maha Kuasa dan azab-Nya sangat nyata bagi mereka yang menolak kebenaran dan berbuat kejahatan.
Naudzubillah min dzalik. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah ini dan selalu berada dalam lindungan serta hidayah Allah SWT.