Kisah Abu Hurairah RA: Periwayat Hadis Terbanyak dan Penjaga Sunnah Nabi

By. Abid Rauf - 25 Sep 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com - Abu Hurairah RA adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling dikenal dalam dunia Islam. Ia dikenal sebagai periwayat hadis terbanyak, dan kontribusinya sangat besar dalam menjaga dan menyebarkan sunnah Rasulullah SAW kepada generasi berikutnya. Nama asli Abu Hurairah adalah Abd al-Rahman bin Sakhr al-Dawsi, dan julukan "Abu Hurairah" yang berarti "Bapak Kucing Kecil" diberikan karena kecintaannya pada kucing.

Meskipun ia masuk Islam pada periode akhir kehidupan Nabi, Abu Hurairah menjadi salah satu sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah SAW. Dengan kecintaannya pada ilmu, ketekunannya dalam menghafal, dan pengabdiannya kepada Nabi, ia memainkan peran penting dalam mengabadikan sabda-sabda Rasulullah yang kita kenal sebagai hadis.

1. Masa Kecil dan Masuk Islam

Abu Hurairah dilahirkan di Yaman, dalam suku al-Daws. Sebelum memeluk Islam, Abu Hurairah hidup dalam lingkungan yang dipenuhi tradisi dan kebiasaan masyarakat Arab Jahiliyah. Ia masuk Islam setelah mendengar dakwah dari Tufail bin Amr al-Dawsi, seorang pemimpin dari sukunya yang juga telah lebih dulu menerima Islam.

Pada tahun ke-7 Hijriyah, Abu Hurairah berhijrah ke Madinah dan menemui Rasulullah SAW. Sejak saat itu, ia langsung menyerahkan hidupnya untuk mengikuti Rasulullah dan menimba ilmu sebanyak mungkin dari beliau.

2. Kedekatan dengan Nabi Muhammad SAW

Setelah memeluk Islam dan hijrah ke Madinah, Abu Hurairah segera menempatkan dirinya sebagai salah satu sahabat yang paling sering mendampingi Rasulullah. Salah satu faktor yang membuat Abu Hurairah memiliki banyak kesempatan untuk bersama Rasulullah adalah kehidupannya yang sederhana. Ia tidak memiliki banyak harta atau kesibukan seperti berdagang atau bertani, sehingga ia bisa mengabdikan seluruh waktunya untuk mengikuti Nabi.

Abu Hurairah tinggal di Shuffah, sebuah tempat di Masjid Nabawi yang diperuntukkan bagi kaum miskin dan orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal. Shuffah menjadi tempat tinggal bagi para sahabat yang menghabiskan banyak waktu mereka untuk belajar dari Nabi. Kehidupan Abu Hurairah di Shuffah penuh dengan pengorbanan, di mana ia sering kali tidak memiliki makanan dan hidup dalam kemiskinan. Namun, keadaan ini justru membuatnya bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama Nabi.

3. Ketekunan dalam Menghafal Hadis

Salah satu keistimewaan Abu Hurairah adalah ingatannya yang luar biasa. Ia dengan cermat menghafal setiap perkataan dan tindakan Rasulullah SAW. Menurut riwayat, Abu Hurairah pernah mengeluhkan kepada Nabi tentang sulitnya menghafal dan mengingat ilmu yang telah ia pelajari. Mendengar hal tersebut, Rasulullah SAW kemudian berdoa untuk Abu Hurairah agar Allah memperkuat ingatannya.

Doa Nabi tersebut terkabul, dan sejak itu Abu Hurairah mampu menghafal dan menyimpan setiap hadis yang ia dengar dengan sangat baik. Inilah yang menjadikan Abu Hurairah sebagai periwayat hadis terbanyak, dengan jumlah 5.374 hadis yang ia riwayatkan. Kemampuan luar biasa ini tidak hanya karena ingatan yang kuat, tetapi juga didukung oleh ketekunan dan semangatnya dalam menuntut ilmu.

4. Pentingnya Peran Abu Hurairah dalam Ilmu Hadis

Meskipun Abu Hurairah hanya menghabiskan waktu empat tahun bersama Rasulullah SAW, kontribusinya dalam ilmu hadis tidak bisa dianggap remeh. Abu Hurairah memiliki dedikasi yang tinggi untuk menghafal, mempelajari, dan menyebarkan sunnah Nabi kepada umat Islam. Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari ibadah, akhlak, hukum, hingga petunjuk dalam kehidupan sehari-hari.

Karena keaktifannya dalam meriwayatkan hadis, Abu Hurairah tidak luput dari kritik dan tuduhan dari beberapa pihak yang meragukan keotentikan riwayatnya. Namun, ia membela diri dengan tegas, mengatakan bahwa ia selalu mendengarkan langsung dari Rasulullah dan tidak memiliki urusan duniawi yang mengganggu konsentrasinya dalam belajar dan menghafal.

Selain itu, para ulama hadis terkemuka seperti Imam Bukhari dan Imam Muslim menganggap riwayat Abu Hurairah sangat dapat dipercaya. Mayoritas hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah masuk ke dalam kitab-kitab hadis sahih, termasuk Sahih Bukhari dan Sahih Muslim.

5. Kesederhanaan dan Kehidupan Sederhana Abu Hurairah

Meskipun menjadi periwayat hadis yang sangat dihormati, Abu Hurairah tetap hidup dengan sangat sederhana. Ia sering kali berada dalam keadaan lapar dan tidak memiliki kekayaan materi. Namun, hal ini tidak membuatnya berhenti dalam menuntut ilmu. Abu Hurairah lebih memilih kekayaan spiritual dengan menyimpan sebanyak mungkin ilmu daripada mengejar kekayaan duniawi.

Dalam salah satu kisah, pernah diceritakan bahwa Abu Hurairah sering kali mengikat batu di perutnya untuk menahan lapar, karena tidak memiliki makanan. Ia lebih memilih hidup dalam kesederhanaan dan terus mengikuti Nabi di mana pun beliau berada, meskipun harus menghadapi kondisi yang sangat sulit.

6. Masa Setelah Wafatnya Rasulullah SAW

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Abu Hurairah tetap berperan aktif dalam menyebarkan ajaran Islam dan hadis-hadis Nabi. Ia mengajar dan menyebarkan ilmu kepada para sahabat, tabi’in, serta umat Islam pada umumnya. Abu Hurairah juga pernah diangkat menjadi gubernur di Bahrain pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab.

Sebagai seorang periwayat hadis, Abu Hurairah sangat berhati-hati dalam menyampaikan setiap hadis yang ia riwayatkan. Ia selalu memastikan bahwa hadis yang disampaikan sesuai dengan apa yang ia dengar langsung dari Nabi Muhammad SAW. Karena kehati-hatiannya, banyak ulama dan ahli hadis yang belajar darinya dan mengambil hadis-hadis darinya untuk disebarkan kepada generasi-generasi berikutnya.

7. Wafatnya Abu Hurairah

Abu Hurairah RA meninggal dunia pada tahun 59 Hijriyah di Madinah. Ia wafat pada usia sekitar 78 tahun. Kontribusinya yang besar dalam periwayatan hadis membuatnya dikenang sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam. Ilmu yang beliau sampaikan telah menjadi warisan berharga yang terus dipelajari oleh umat Islam hingga hari ini.

Hikmah dari Kisah Abu Hurairah RA

Kisah hidup Abu Hurairah RA memberikan banyak pelajaran berharga bagi umat Islam, di antaranya:

  1. Dedikasi terhadap Ilmu: Abu Hurairah menunjukkan bahwa cinta terhadap ilmu, khususnya ilmu agama, dapat membawa keberkahan dan manfaat besar bagi diri sendiri dan orang lain.
  2. Ketekunan dan Kesabaran: Abu Hurairah hidup dalam kemiskinan, tetapi hal ini tidak menghalanginya untuk terus berjuang menuntut ilmu. Kesabaran dan ketekunannya menjadi teladan bagi kita dalam menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu.
  3. Kejujuran dalam Menyampaikan Ilmu: Sebagai periwayat hadis, Abu Hurairah sangat berhati-hati dalam meriwayatkan setiap hadis. Kejujuran dalam menyampaikan ilmu adalah hal yang sangat penting untuk menjaga keaslian ajaran agama.
  4. Kesederhanaan Hidup: Abu Hurairah memilih hidup sederhana dan tidak tergoda oleh kesenangan duniawi. Ia lebih mengutamakan kekayaan spiritual daripada kekayaan materi.

Abu Hurairah RA adalah contoh nyata seorang sahabat Nabi yang penuh dedikasi dalam menjaga dan menyebarkan ajaran Islam. Kisah hidupnya akan selalu menjadi inspirasi bagi setiap Muslim dalam menuntut ilmu dan menjaga warisan sunnah Rasulullah SAW.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp