Kehidupan Tokoh Sufi Legendaris: Jalaluddin Rumi

By. Abid Rauf - 22 Oct 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com - Jalaluddin Rumi, yang dikenal luas sebagai Rumi, adalah salah satu tokoh sufi paling legendaris dalam sejarah Islam. Lahir di Balkh, yang kini merupakan bagian dari Afghanistan, pada tahun 1207 M, Rumi kemudian menjadi ulama, penyair, dan filsuf yang sangat berpengaruh. Kehidupan spiritualnya yang mendalam dan ajarannya tentang cinta, kerendahan hati, dan persatuan dengan Tuhan, menjadikannya salah satu tokoh tasawuf yang paling dihormati sepanjang masa.

Latar Belakang Kehidupan Awal

Rumi lahir dengan nama lengkap Jalaluddin Muhammad Rumi. Ayahnya, Bahauddin Walad, adalah seorang ulama besar dan pemimpin spiritual, sehingga sejak kecil Rumi sudah mendapat pendidikan agama yang sangat mendalam. Keluarganya harus berpindah dari Balkh akibat serangan Mongol, dan akhirnya menetap di Konya, yang kini merupakan bagian dari Turki.

Di masa mudanya, Rumi dikenal sebagai seorang ulama yang cerdas dan tekun. Dia mempelajari Al-Qur'an, hadis, fiqh, dan berbagai cabang ilmu agama lainnya. Rumi juga belajar dari berbagai guru sufi, termasuk ayahnya sendiri. Setelah ayahnya wafat, Rumi melanjutkan perannya sebagai Pemimpin Spiritual dan ulama di Konya.

Pertemuan dengan Syams Tabrizi: Titik Balik Spiritual

Salah satu peristiwa penting dalam kehidupan Rumi adalah pertemuannya dengan seorang sufi pengembara bernama Syamsuddin Tabrizi, atau lebih dikenal sebagai Syams Tabrizi. Pertemuan ini terjadi sekitar tahun 1244 M dan menjadi titik balik dalam kehidupan spiritual Rumi.

Syams Tabrizi adalah seorang sufi yang sangat eksentrik dan mendalam pemahamannya tentang spiritualitas. Dialog-dialognya dengan Rumi membawa perubahan besar dalam hidupnya. Sebelumnya, Rumi adalah seorang ulama yang lebih fokus pada ilmu-ilmu syariat, tetapi setelah bertemu dengan Syams, dia mulai mendalami aspek-aspek batin dari agama dan tasawuf. Hubungan mereka begitu dalam sehingga Rumi merasakan seakan-akan Syams adalah cerminan dari cinta Ilahi yang dia cari selama ini.

Namun, kebersamaan mereka tidak berlangsung lama. Suatu hari, Syams tiba-tiba menghilang, diduga dibunuh oleh orang-orang yang cemburu dengan kedekatan antara Rumi dan Syams. Kehilangan Syams ini sangat mempengaruhi Rumi. Namun, dari kesedihannya, muncul karya-karya puisi yang luar biasa, yang sebagian besar tercipta sebagai ungkapan cintanya kepada Tuhan, yang terinspirasi oleh hubungannya dengan Syams.

Karya-Karya Rumi

Kehidupan spiritual dan emosional Rumi dituangkan dalam karya-karyanya yang sangat terkenal, terutama "Mathnawi" atau "Masnavi", sebuah kumpulan puisi panjang yang terdiri dari enam jilid. Mathnawi sering disebut sebagai "Al-Qur'an dalam bahasa Persia" karena kedalaman spiritual dan kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya. Dalam karya ini, Rumi membahas berbagai tema, termasuk cinta, persatuan dengan Tuhan, pencarian spiritual, dan makna kehidupan.

Selain "Mathnawi," Rumi juga menulis kumpulan syair berjudul "Divan-e Shams-e Tabrizi", yang berisi puisi-puisi yang terinspirasi oleh Syams. Karya ini menunjukkan cinta yang mendalam antara seorang murid dan guru spiritual, sekaligus mencerminkan kerinduan Rumi akan kehadiran Ilahi.

Salah satu tema utama dalam ajaran Rumi adalah cinta sebagai jalan menuju Tuhan. Menurutnya, cinta adalah kekuatan yang paling mendasar dan paling kuat yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta. Dia percaya bahwa melalui cinta yang tulus, seseorang dapat mencapai puncak spiritual dan menemukan persatuan dengan Tuhan.

Warisan dan Pengaruh Rumi

Rumi meninggal pada tahun 1273 M, tetapi warisannya tetap hidup hingga hari ini. Puisi dan ajarannya tentang cinta, persatuan, dan ketulusan telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia, tidak hanya di kalangan Muslim, tetapi juga di kalangan penganut agama lain dan bahkan orang-orang yang tidak beragama.

Tarekat Mevlevi, atau yang sering dikenal sebagai "Darwis Berputar," merupakan salah satu tarekat sufi yang didirikan oleh para pengikut Rumi untuk melanjutkan ajarannya. Tarian berputar yang mereka lakukan adalah simbol dari pencarian spiritual untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan.

Jalaluddin Rumi adalah salah satu tokoh sufi legendaris yang mengajarkan kita tentang kekuatan cinta dalam perjalanan spiritual. Melalui karya-karyanya, terutama "Mathnawi" dan "Divan-e Shams," Rumi telah memberikan pelajaran tentang kedalaman cinta Ilahi, kerendahan hati, dan pengorbanan. Kehidupannya yang penuh dengan pencarian spiritual menginspirasi banyak orang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan menemukan kedamaian batin. Hingga kini, ajaran dan karya-karya Rumi tetap relevan dan menggetarkan hati mereka yang mencarinya.

Wallahua’lam

 









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp