Batemumritour.com- Dalam ajaran Islam, qadar merupakan salah satu konsep penting yang wajib diimani oleh setiap Muslim sebagai bagian dari rukun iman yang ke-enam. Qadar merujuk pada ketentuan atau takdir Allah yang telah ditetapkan untuk segala sesuatu, sejak sebelum alam semesta diciptakan. Pengertian qadar dalam Islam memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur’an dan hadis, yang menjelaskan bahwa segala peristiwa di alam semesta terjadi sesuai dengan takdir yang telah Allah tentukan.
Baca Juga : Inilah 5 Perhitungan Amal Dilakukan di Akhirat agar Hisab Menjadi Mudah
Pengertian Qadar dalam Al-Qur'an
Dalam Al-Qur’an, kata qadar sering muncul dalam konteks ketetapan Allah terhadap segala hal yang terjadi di alam semesta. Salah satu ayat yang menyebutkan tentang qadar adalah dalam Surah Al-Qamar ayat 49:
"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." (QS. Al-Qamar: 49)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT telah menetapkan segala sesuatu dengan qadar atau ukuran yang telah ditentukan. Qadar Allah mencakup segala aspek kehidupan, mulai dari hal-hal besar seperti penciptaan alam semesta hingga hal-hal kecil seperti rezeki dan umur setiap makhluk. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan qadar yang telah ditetapkan oleh Allah, dan tidak ada yang bisa mengubahnya kecuali atas kehendak-Nya.
Allah juga berfirman dalam Surah Al-Hadid ayat 22:
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya." (QS. Al-Hadid: 22)
Ayat ini menunjukkan bahwa segala sesuatu, termasuk musibah yang menimpa manusia, sudah ditetapkan dalam qadar Allah jauh sebelum peristiwa tersebut terjadi. Ayat ini mengajarkan kepada umat Muslim untuk memahami bahwa segala ujian atau musibah yang dialami adalah bagian dari takdir yang sudah Allah tentukan, dan semua itu terjadi atas hikmah yang hanya diketahui oleh Allah.
Pengertian Qadar dalam Hadis
Baca Juga : Inilah 5 Golongan yang Tidak Mendapatkan Syafa’at Rasulullah di Hari Akhir agar Anda Waspada
Selain dalam Al-Qur'an, konsep qadar juga dijelaskan dalam berbagai hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satu hadis yang paling terkenal mengenai qadar adalah hadis Jibril, yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab. Dalam hadis ini, Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad tentang makna iman, dan Nabi menjawab:
"Engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir (qadar), yang baik maupun yang buruk." (HR. Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa iman kepada qadar merupakan bagian tak terpisahkan dari keimanan seorang Muslim. Qadar mencakup segala sesuatu yang baik dan buruk, yang semuanya telah ditetapkan oleh Allah. Dengan beriman kepada qadar, seorang Muslim harus menerima segala peristiwa dalam hidupnya sebagai ketetapan Allah, baik yang menyenangkan maupun yang sulit.
Hadis lainnya yang menyebutkan tentang qadar adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, di mana Rasulullah SAW bersabda:
"Allah telah menetapkan takdir (qadar) bagi setiap makhluk 50 ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi." (HR. Muslim)
Hadis ini memperkuat pemahaman bahwa qadar telah ditetapkan jauh sebelum penciptaan alam semesta. Takdir setiap makhluk sudah ditentukan oleh Allah, termasuk rezeki, jodoh, umur, dan segala peristiwa yang akan terjadi dalam kehidupan. Dengan demikian, qadar adalah bagian dari rencana besar Allah yang tidak bisa diprediksi atau diubah oleh manusia.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa qadar dalam Islam adalah ketetapan Allah yang meliputi segala hal, dari yang besar hingga yang kecil, dari hal yang baik hingga yang buruk. Qadar merupakan bagian dari rukun iman yang harus diyakini oleh setiap Muslim. Dalam Al-Qur’an, qadar dijelaskan sebagai ukuran atau ketetapan Allah terhadap segala sesuatu, dan dalam hadis dijelaskan bahwa takdir tersebut telah ditentukan jauh sebelum alam semesta diciptakan.]
Baca Juga : 5 Golongan yang Akan Mendapat Syafa’at Rasulullah, Kenali dan Jadilah Salah Satunya
Iman kepada qadar mengajarkan umat Muslim untuk bersikap tawakal, sabar, dan ikhlas dalam menghadapi setiap peristiwa dalam hidup. Meskipun manusia memiliki kehendak bebas untuk berusaha, hasil akhirnya tetap berada di bawah ketetapan Allah. Keyakinan ini memberikan ketenangan hati, karena setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup sudah berada dalam rencana Allah yang sempurna, dan tidak ada yang dapat terjadi tanpa izin-Nya.