Batemuritour.com- Pertanyaan mengenai apakah qada dan qadar dapat diubah sering kali menjadi diskusi di kalangan umat Islam. Sebagai bagian dari rukun iman yang keenam, iman kepada qada dan qadar mengajarkan kita bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah ketetapan Allah. Namun, ada beberapa ulama yang menjelaskan bahwa konsep qada dan qadar memiliki dimensi yang lebih dalam dan tidak sesederhana yang terlihat.
Baca Juga : 5 Cara Menghadapi Musibah dan Cobaan dengan Iman kepada Qada dan Qadar
Dalam Islam, qada dan qadar berarti takdir yang telah Allah tetapkan sejak zaman azali. Qada merujuk pada ketentuan umum yang telah ditetapkan oleh Allah, sementara qadar adalah perincian dari ketentuan tersebut yang terjadi dalam kehidupan manusia. Namun, apakah ketetapan ini bisa berubah? Untuk memahami lebih dalam, mari kita bahas dari sudut pandang Al-Qur'an, hadis, dan penjelasan para ulama.
Al-Qur'an menjelaskan bahwa Allah SWT memiliki pengetahuan dan kuasa penuh atas segala sesuatu. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah dicatat dalam Lauh Mahfuzh, sebuah kitab yang berisi seluruh ketetapan Allah sejak penciptaan alam semesta.
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. Al-Hadid: 22)
Ayat ini menjelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik besar maupun kecil, telah ditetapkan oleh Allah sebelum penciptaan manusia. Namun, meskipun segala sesuatu telah ditetapkan, Islam juga mengajarkan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk berusaha dan berdoa, yang bisa mempengaruhi nasib mereka.
Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa doa bisa mengubah takdir:
"Tidak ada yang dapat menolak qadar kecuali doa, dan tidak ada yang bisa memperpanjang umur kecuali kebajikan." (HR. Tirmidzi)
Hadis ini mengisyaratkan bahwa meskipun qadar telah ditetapkan oleh Allah, ada kemungkinan bahwa doa dapat mempengaruhinya. Doa adalah salah satu sarana yang diberikan Allah kepada manusia untuk meminta perubahan dalam kehidupannya. Dengan kata lain, doa bisa menjadi wasilah (perantara) untuk memohon kepada Allah agar takdir yang kurang baik diubah menjadi lebih baik.
Baca Juga : 6 Cara Ikhlas Menerima Qada dan Qadar dalam Islam
Namun, perubahan ini tetap dalam kuasa Allah dan sesuai dengan hikmah-Nya. Allah akan mengabulkan doa hamba-Nya yang bersungguh-sungguh, tetapi hasil akhir dari doa tersebut tetaplah bagian dari ketetapan Allah.
Selain doa, Islam juga menekankan pentingnya usaha. Setiap Muslim diwajibkan untuk berusaha sebaik mungkin dalam setiap aspek kehidupan. Rasulullah SAW bersabda:
"Berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau bersikap lemah." (HR. Muslim)
Usaha manusia dapat mempengaruhi nasibnya, tetapi hasil akhir dari usaha tersebut tetap dalam ketentuan Allah. Oleh karena itu, setelah berusaha, seorang Muslim diwajibkan untuk bertawakal, yakni berserah diri kepada Allah atas hasil yang didapat. Tawakal bukan berarti menyerah tanpa usaha, melainkan sikap menerima hasil apapun yang terjadi setelah berusaha maksimal.
Para ulama membagi qada dan qadar menjadi dua jenis:
Qada Mubram: Takdir yang pasti dan tidak bisa diubah. Takdir ini adalah ketetapan Allah yang tidak bisa dipengaruhi oleh usaha atau doa. Contohnya adalah kapan seseorang meninggal dunia.
Qada Mu'allaq: Takdir yang tergantung pada usaha dan doa manusia. Takdir ini bisa berubah sesuai dengan ikhtiar dan doa seseorang. Contohnya, rezeki seseorang dapat bertambah melalui usaha keras dan doa.
Dalam konteks qada mu’allaq, perubahan takdir dimungkinkan melalui ikhtiar manusia, seperti bekerja keras, berbuat kebaikan, dan berdoa. Namun, dalam qada mubram, ketetapan tersebut tidak bisa diubah karena sudah menjadi ketentuan final dari Allah SWT.
Islam mengajarkan keseimbangan antara keyakinan terhadap qada dan qadar dengan usaha manusia. Kita tidak boleh berpangku tangan dan menyerah pada takdir tanpa melakukan usaha. Sebaliknya, setelah berusaha, kita juga harus siap menerima hasil apapun yang Allah tetapkan, karena pada akhirnya Allah-lah yang paling mengetahui apa yang terbaik untuk kita.
Baca Juga : 5 Fungsi Iman kepada Qada dan Qadar dalam Kehidupan Sehari-hari
Pertanyaan apakah qada dan qadar dapat diubah memiliki jawabannya yang kompleks. Sebagian takdir (qada mubram) tidak bisa diubah dan merupakan ketetapan mutlak dari Allah, sementara takdir lainnya (qada mu’allaq) dapat berubah melalui doa, usaha, dan amalan baik. Islam mengajarkan bahwa setiap Muslim harus berusaha dan berdoa dalam menjalani hidupnya, sambil tetap percaya dan tawakal kepada Allah atas apapun yang menjadi ketetapan-Nya. Doa adalah salah satu bentuk ibadah yang bisa menjadi jalan untuk memohon perubahan takdir, tetapi hasil akhirnya tetap berada di tangan Allah.