Batemuritour.com- Dalam Islam, konsep qada dan qadar merupakan bagian dari keimanan yang mencakup keyakinan bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah SWT. Qada merujuk pada ketentuan yang sudah terjadi, sementara qadar adalah ketetapan yang telah digariskan sejak awal tentang segala aspek dalam kehidupan. Lantas, kapan Allah menetapkan qada dan qadar seseorang? Ajaran Islam menyebutkan bahwa penetapan ini memiliki beberapa tahapan penting yang terjadi sejak awal penciptaan alam semesta hingga perjalanan hidup manusia.
Baca Juga : Inilah 5 Perhitungan Amal Dilakukan di Akhirat agar Hisab Menjadi Mudah
Allah SWT menetapkan seluruh takdir makhluk-Nya di Lauh Mahfuzh, sebuah kitab yang berisi seluruh ketetapan dan ketentuan Allah terhadap alam semesta. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
“Tidakkah engkau tahu bahwa Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Sesungguhnya yang demikian itu terdapat di dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu sangat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hajj: 70)
Di Lauh Mahfuzh inilah Allah menetapkan semua hal, termasuk takdir setiap makhluk hingga akhir zaman, dan ini terjadi jauh sebelum penciptaan manusia atau segala sesuatu di alam semesta. Penetapan qada dan qadar ini mencakup segala aspek, seperti umur, rezeki, kebahagiaan, dan kematian seseorang.
Takdir manusia sudah dimulai sejak penciptaan Nabi Adam AS sebagai manusia pertama. Allah menetapkan ketentuan dan takdir untuk seluruh keturunan Adam dalam sebuah perjanjian yang dikenal sebagai perjanjian antara Allah dan seluruh ruh manusia. Ini disebut dalam ayat berikut:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab: ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.’” (QS. Al-A’raf: 172)
Dalam perjanjian ini, Allah menetapkan ketentuan dasar bagi setiap manusia yang akan lahir di dunia, termasuk siapa yang akan beriman dan siapa yang akan ingkar.
Tahap selanjutnya dalam penetapan takdir manusia terjadi ketika janin berusia 120 hari di dalam kandungan. Pada waktu ini, Allah mengutus malaikat untuk menetapkan empat hal terkait takdir manusia: rezekinya, ajalnya, amalannya, dan apakah ia akan menjadi orang yang bahagia atau sengsara di akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari, dalam bentuk nuthfah (sperma). Kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) selama itu juga. Lalu menjadi mudghah (segumpal daging) selama itu juga. Kemudian Allah mengutus seorang malaikat untuk meniupkan roh ke dalam janin tersebut dan menuliskan empat perkara: rezekinya, ajalnya, amalnya, dan apakah dia akan sengsara atau bahagia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca Juga : Inilah 5 Golongan yang Tidak Mendapatkan Syafa’at Rasulullah di Hari Akhir agar Anda Waspada
Hadis ini menegaskan bahwa qadar seseorang, terutama hal-hal yang sangat mendasar, telah ditetapkan oleh Allah sejak dalam kandungan melalui perantaraan malaikat.
Selain penetapan sejak penciptaan, Islam juga mengajarkan bahwa Allah selalu menentukan setiap kejadian atau ketetapan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini karena Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi, dan Dia yang mengatur semua kejadian, baik itu yang kecil maupun besar. Dalam Al-Qur'an disebutkan:
“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah perbendaharaannya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.” (QS. Al-Hijr: 21)
Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti datangnya rezeki, musibah, atau kebahagiaan, semuanya sudah diatur dalam takdir yang Allah tetapkan, termasuk dalam kehidupan sehari-hari.
Allah juga menetapkan kapan seseorang akan meninggal. Hal ini adalah bagian dari takdir yang sudah ditetapkan sejak awal. Takdir kematian tidak dapat dihindari atau ditunda, dan akan terjadi sesuai dengan ketentuan Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.” (QS. Al-A’raf: 34)
Ayat ini menunjukkan bahwa kematian adalah salah satu bentuk takdir yang pasti akan terjadi, dan tidak ada yang dapat mengubah atau menundanya.
Baca Juga : 4 Gambaran Azab di Hari Akhir Menurut Islam agar Anda Menghindari Dosa
Allah SWT menetapkan qada dan qadar seseorang melalui berbagai tahap sejak penciptaan alam semesta hingga perkembangan manusia. Takdir seseorang sudah tertulis di Lauh Mahfuzh, ditetapkan saat penciptaan Nabi Adam AS, dikukuhkan pada usia 120 hari di dalam kandungan, dan berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Penetapan takdir oleh Allah adalah bentuk keadilan-Nya, dan sebagai seorang Muslim, memahami qada dan qadar mengajarkan kita untuk selalu berserah diri dan berikhtiar sebaik mungkin dalam menjalani hidup.