Batemuritour.com - Ujub adalah sifat yang berbahaya dalam Islam, yakni perasaan bangga berlebihan terhadap diri sendiri atau merasa lebih baik dari orang lain. Sikap ini kerap muncul dalam bentuk kesombongan atas pencapaian pribadi, baik dalam hal ilmu, ibadah, atau harta benda. Dalam Islam, ujub adalah akhlak tercela yang harus dihindari karena dapat merusak amal dan mengundang murka Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Quran, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong, dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.” (QS. Luqman: 18). Ayat ini menjadi peringatan bagi setiap Muslim untuk bersikap rendah hati dan tidak membanggakan diri secara berlebihan.
1. Makna dan Penyebab Ujub
Secara sederhana, ujub adalah merasa bangga dengan kelebihan yang dimiliki tanpa mengingat bahwa segala sesuatu adalah karunia dari Allah SWT. Perasaan ini bisa muncul ketika seseorang merasa lebih dari orang lain dalam ilmu, kedudukan, atau keberhasilan dalam beribadah. Seseorang yang merasa ujub akan meremehkan orang lain, menganggap dirinya paling benar, dan sering lupa bahwa semua kelebihan adalah pemberian dari Allah. Sikap ujub umumnya disebabkan oleh lemahnya iman dan ketidaksadaran bahwa setiap pencapaian sejatinya berasal dari izin dan kehendak Allah SWT, bukan murni hasil usaha pribadi.
2. Dampak Negatif Ujub
Sikap ujub dapat merusak hubungan seseorang dengan Allah dan sesamanya. Ujub akan membuat hati seseorang menjadi keras dan sulit menerima nasihat. Seseorang yang memiliki sikap ini cenderung tidak peduli dengan orang lain, merasa lebih unggul, dan kehilangan rasa syukur. Rasulullah SAW memperingatkan dalam hadisnya, “Tiga hal yang membinasakan: kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Tirmidzi). Sikap ujub merusak amal baik, sebab amal yang dilakukan dengan ujub tidak lagi dilandasi niat ikhlas, melainkan dorongan untuk mencari pujian.
3. Cara Menghindari Sikap Ujub
Menghindari ujub membutuhkan kesadaran untuk senantiasa menyadari bahwa segala kelebihan adalah anugerah dari Allah. Salah satu caranya adalah dengan mengingat bahwa keberhasilan yang dicapai bukan murni hasil usaha pribadi, melainkan ada campur tangan Allah SWT. Islam mengajarkan umatnya untuk Memperbanyak Syukur atas nikmat yang diterima dan tidak menjadikannya sebagai ajang kebanggaan diri. Sikap rendah hati merupakan cara terbaik untuk menjaga diri dari ujub. Rasulullah SAW mencontohkan ketawadhuan dalam kehidupan beliau dan selalu menghargai orang lain, tak peduli latar belakangnya.
4. Menyadari Keterbatasan Diri
Menyadari bahwa kita hanyalah makhluk yang lemah dan tidak sempurna adalah kunci untuk menjauhi ujub. Setiap keberhasilan adalah ujian yang mengukur sejauh mana kita mampu bersikap rendah hati. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa merendahkan diri, Allah akan mengangkat derajatnya, dan barang siapa yang sombong, Allah akan merendahkannya.” (HR. Bukhari). Dengan menyadari keterbatasan dan kelemahan diri, kita akan lebih mudah berempati dan tidak merasa lebih dari orang lain.
Ujub adalah sifat tercela yang harus dihindari oleh setiap Muslim. Islam mengajarkan untuk selalu rendah hati, menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah amanah dari Allah SWT. Menjaga sikap syukur, tawadhu, dan menyadari keterbatasan diri akan membantu kita untuk tetap rendah hati dan terhindar dari ujub. Sikap rendah hati membawa kita pada ketenangan hati, kebahagiaan, dan ridha Allah SWT.
Wallahua’lam