Kiswah Ka'bah: Sejarah dan Makna di Balik Kain Penutup Baitullah

By. Abid Rauf - 30 Oct 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com - Kiswah Ka'bah adalah kain penutup khusus yang menyelimuti Ka'bah di Masjidil Haram, Mekah. Kiswah ini terbuat dari bahan-Bahan Berkualitas Tinggi, berwarna hitam dengan Sulaman Kaligrafi Emas yang mengelilingi bagian atasnya. Kiswah bukan sekadar kain; ia memiliki makna spiritual yang mendalam bagi umat Islam sebagai simbol kemuliaan, kehormatan, dan kesucian Ka'bah sebagai pusat ibadah dan kiblat bagi kaum Muslim di seluruh dunia.

1. Sejarah Kiswah Ka'bah

Sejarah kiswah Ka'bah sudah dimulai jauh sebelum zaman Nabi Muhammad SAW. Konon, orang pertama yang memasang kiswah pada Ka'bah adalah Raja Tubba’ dari Yaman sekitar abad ke-5 Masehi. Kemudian, tradisi pemasangan kiswah ini berlanjut dengan berbagai bentuk dan bahan yang bervariasi seiring perkembangan zaman. Kiswah pertama kali dibuat dari kain biasa, namun dengan berjalannya waktu, para penguasa Muslim mulai menggunakan bahan-bahan yang lebih mewah seperti sutra.

Pada masa Nabi Muhammad SAW, kiswah Ka'bah juga diberi perhatian khusus. Setelah Nabi wafat, para khalifah penerusnya terus menjaga tradisi ini. Sejak era pemerintahan Dinasti Abbasiyah hingga Utsmaniyah, kiswah terus dikembangkan baik dalam hal bahan maupun desain. Pada masa itu, kiswah dikirim dari Mesir dan dikerjakan secara khusus oleh para pengrajin terampil. Hingga sekarang, pembuatan kiswah Ka'bah masih menjadi tradisi tahunan dan dianggap sebagai upaya menghormati Baitullah.

2. Pembuatan Kiswah Ka'bah

Kiswah Ka'bah saat ini dibuat di pabrik khusus di Arab Saudi, yang terletak di daerah Umm Al-Jood, Mekah. Pabrik ini mulai beroperasi sejak tahun 1927 dan mempekerjakan para pengrajin ahli dalam menyulam dan menenun kain kiswah. Setiap tahun, sekitar 670 kilogram sutra murni diimpor untuk membuat kiswah baru, dan sekitar 120 kilogram benang emas digunakan untuk sulaman kaligrafi.

Proses pembuatan kiswah ini memakan waktu beberapa bulan karena setiap tahapannya dikerjakan dengan teliti, mulai dari pewarnaan kain, penyulaman, hingga penjahitan. Kaligrafi di kiswah Ka'bah mengandung ayat-ayat Al-Quran, termasuk Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq, Surah An-Naas, dan beberapa ayat yang menggambarkan keagungan Allah SWT. Kaligrafi tersebut dirancang dengan sangat indah, mencerminkan nilai artistik Islam yang tinggi.

3. Makna dan Fungsi Kiswah Ka'bah

Kiswah Ka'bah tidak hanya berfungsi sebagai penutup fisik Ka'bah, tetapi juga memiliki makna simbolis yang dalam. Kiswah menjadi simbol penghormatan dan rasa cinta umat Islam terhadap Ka'bah sebagai rumah Allah yang suci. Pemasangan kiswah baru setiap tahun juga menjadi pengingat bagi kaum Muslim untuk memperbarui keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Selain itu, kiswah Ka'bah juga menjadi simbol persatuan dan kebersamaan umat Islam. Setiap tahunnya, proses pemasangan kiswah baru diiringi oleh doa dan takbir dari umat Islam yang berkumpul untuk menyaksikan momen bersejarah tersebut. Tradisi ini semakin mempererat hubungan spiritual antara Ka'bah dengan umat Islam di seluruh dunia.

4. Pemanfaatan Kain Kiswah Lama

Setiap tahunnya, kiswah Ka'bah diganti menjelang puncak ibadah haji pada 9 Dzulhijjah. Kain kiswah yang lama biasanya dipotong-potong dan diberikan sebagai hadiah atau suvenir kepada tamu-tamu penting, termasuk para pemimpin negara Islam. Hal ini dianggap sebagai bentuk penghormatan dan tanda keberkahan, karena kain tersebut pernah menyentuh dinding Ka'bah.

Kiswah Ka'bah bukan sekadar kain penutup, melainkan simbol yang memiliki nilai historis, spiritual, dan kultural yang dalam. Dari proses pembuatannya hingga maknanya bagi umat Islam, kiswah adalah cerminan kecintaan dan penghormatan umat Islam terhadap Ka'bah sebagai rumah Allah. Tradisi mengganti kiswah setiap tahun menjadi pengingat bagi umat untuk senantiasa menjaga kemurnian iman dan menegakkan nilai-nilai kesucian dalam kehidupan sehari-hari.

Wallahua’lam

 









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp