Batemuritour.com - Kisah Juraij adalah salah satu cerita menarik dalam tradisi Islam yang penuh hikmah dan pelajaran. Diceritakan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, Juraij dikenal sebagai seorang ahli ibadah yang sangat tekun dalam menjalankan ibadahnya kepada Allah SWT. Namun, kesalehannya diuji dengan fitnah besar yang mengajarkan pentingnya kebaikan, kesabaran, dan keutamaan berbakti kepada orang tua.
1. Kesalehan Juraij
Juraij adalah seorang pemuda yang mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah. Ia membangun tempat ibadah di atas bukit dan menghabiskan waktunya di sana dengan shalat, zikir, dan doa. Dedikasi Juraij dalam beribadah membuatnya dikenal di kalangan masyarakat sebagai orang yang sangat taat. Keimanan dan ketekunannya membuatnya menjadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya.
Namun, di balik kesalehannya, Juraij dihadapkan pada sebuah Ujian Besar. Suatu hari, ibunya datang memanggilnya saat ia sedang sibuk beribadah. Ia mendengar panggilan ibunya, tetapi merasa ragu antara melanjutkan ibadahnya atau menghampiri ibunya. Akhirnya, ia memilih melanjutkan ibadahnya, dan hal ini terulang hingga tiga kali. Merasa diabaikan, sang ibu pun kecewa dan mengucapkan doa agar Juraij mendapat cobaan yang membuatnya sadar akan pentingnya berbakti kepada orang tua.
2. Fitnah Besar yang Menimpa
Tak lama kemudian, datanglah fitnah besar yang menimpa Juraij. Seorang wanita yang dikenal tidak bermoral mencoba merusak reputasi Juraij. Ia mengaku bahwa Juraij telah berbuat zina dengannya dan anak yang dilahirkannya adalah hasil dari hubungan tersebut. Kabar ini menyebar dengan cepat, dan kemarahan masyarakat pun memuncak. Mereka mendatangi tempat ibadah Juraij, menghancurkannya, dan menyeret Juraij keluar dengan tuduhan palsu.
Juraij, meskipun difitnah, tetap tenang dan sabar. Ia memohon kepada Allah untuk menolongnya dan menegakkan kebenaran. Juraij kemudian meminta agar bayi yang diklaim sebagai anaknya itu dibawa kepadanya. Dengan izin Allah, bayi tersebut berbicara dan mengungkapkan bahwa ayahnya sebenarnya adalah seorang penggembala, bukan Juraij. Ucapan bayi itu membuktikan ketidakbersalahan Juraij dan membebaskannya dari fitnah.
3. Pelajaran dari Kisah Juraij
Kisah Juraij mengandung banyak pelajaran berharga. Pertama, cerita ini menegaskan bahwa Berbakti Kepada Orang Tua adalah kewajiban besar yang harus diutamakan, bahkan di tengah ibadah sekalipun. Ketika ibunya memanggil, Juraij seharusnya menghentikan sejenak ibadahnya untuk memenuhi panggilan ibunya, karena berbuat baik kepada orang tua adalah bentuk ibadah yang sangat utama dalam Islam.
Kedua, Kesabaran Juraij saat menghadapi fitnah adalah contoh nyata dari keteguhan iman. Ia tidak terbawa emosi atau marah, melainkan bersandar kepada Allah dengan penuh kepercayaan. Ini menunjukkan bahwa Allah selalu bersama hamba-hamba-Nya yang sabar dan percaya kepada-Nya.
Ketiga, kisah ini menunjukkan bahwa kebenaran pada akhirnya akan menang. Meskipun seseorang bisa difitnah dan dihina, jika ia bersabar dan Bertawakal, Allah Akan Memberikan Keadilan Dan Memulihkan Nama Baiknya.
Kisah Juraij si ahli ibadah mengajarkan pentingnya keseimbangan antara ibadah kepada Allah dan ketaatan kepada orang tua. Kesalehan seseorang tidak hanya diukur dari seberapa banyak ia beribadah, tetapi juga dari seberapa baik ia memperlakukan orang di sekitarnya, terutama orang tua. Selain itu, keteguhan hati dan kesabaran dalam menghadapi cobaan adalah kunci untuk meraih pertolongan dan kemenangan dari Allah SWT.
Wallahua’lam