Batemuritour.com - Kisah tentang secangkir susu yang diberikan Rasulullah SAW kepada Abu Hurairah RA adalah salah satu cerita yang menyimpan banyak hikmah tentang berkah, kesabaran, dan keajaiban yang melekat pada Rasulullah. Abu Hurairah, sahabat Nabi yang terkenal karena ketekunannya dalam menghafal hadis, dikenal pula sebagai seseorang yang sering merasakan kesulitan ekonomi. Namun, ia tak pernah mengeluh dan terus bersabar serta berusaha dekat dengan Rasulullah untuk menimba ilmu dan hikmah.
1. Latar Belakang Kisah
Abu Hurairah RA memeluk Islam di tahun keenam Hijriah dan sejak saat itu menjadi salah satu sahabat yang paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Meski begitu, hidupnya penuh dengan kesederhanaan dan kesulitan materi. Dalam beberapa kisah, diceritakan bahwa Abu Hurairah Sering Menahan Lapar hingga kadang-kadang harus mengganjal perutnya dengan batu untuk meredakan rasa lapar yang amat sangat.
Suatu hari, Abu Hurairah benar-benar merasa sangat lapar. Ia pergi ke masjid berharap bertemu seseorang yang bisa memberinya makanan. Ketika bertemu Rasulullah, beliau melihat keadaan Abu Hurairah yang lemah dan memanggilnya. Rasulullah SAW kemudian bertanya, “Wahai Abu Hurairah, apakah engkau lapar?” Abu Hurairah hanya tersenyum, dan Rasulullah pun memahami keadaannya.
2. Secangkir Susu Yang Penuh Berkah
Rasulullah SAW kemudian meminta secangkir susu dari salah seorang sahabat dan memberikan cangkir tersebut kepada Abu Hurairah. Sebelum meminumnya, Rasulullah SAW meminta Abu Hurairah untuk memanggil semua ahli shuffah (para sahabat miskin yang tinggal di serambi masjid). Mereka berkumpul di sekitar Rasulullah, yang kemudian meminta Abu Hurairah untuk membagikan susu tersebut kepada mereka.
Dalam hati, Abu Hurairah merasa cemas. Ia berpikir bahwa susu itu tidak akan cukup untuk semua orang yang hadir, apalagi jika dirinya harus menunggu giliran terakhir. Meski demikian, ia tetap taat pada perintah Rasulullah dan mulai membagikan susu tersebut.
Yang mengherankan, setiap orang yang meminum dari cangkir itu merasa kenyang, namun susu di dalam cangkir tersebut tidak berkurang. Abu Hurairah terus memberikan susu kepada setiap orang hingga semuanya puas dan kenyang. Akhirnya, tiba giliran Abu Hurairah untuk meminum susu tersebut. Rasulullah SAW tersenyum dan berkata, “Tinggal engkau dan aku sekarang, minumlah, wahai Abu Hurairah.” Abu Hurairah pun meminum susu itu hingga merasa kenyang, dan Rasulullah SAW menyuruhnya untuk minum lagi sampai ia benar-benar puas.
3. Pelajaran Berharga dari Kisah Ini
Kisah secangkir susu yang tidak habis-habis ini memberikan beberapa pelajaran penting. Pertama, keberkahan dalam hidup seorang mukmin bukan diukur dari jumlah yang dimiliki, melainkan dari keberkahan yang ada di dalamnya. Rasulullah SAW Adalah Sumber Keberkahan, dan melalui mukjizat yang dimilikinya, beliau menunjukkan bagaimana sebuah cangkir susu mampu mengenyangkan banyak orang.
Kedua, kisah ini mengajarkan pentingnya kepatuhan dan ketaatan. Abu Hurairah tidak membiarkan keinginan pribadinya mengalahkan perintah Rasulullah. Ia tetap mengutamakan orang lain meski dirinya lapar. Ini adalah contoh luar biasa tentang keikhlasan dan kepasrahan kepada Allah.
4. Keajaiban dan Cinta Rasulullah kepada Para Sahabat
Mukjizat seperti ini menunjukkan cinta dan perhatian Rasulullah kepada para sahabatnya, terutama mereka yang kurang mampu. Cangkir susu yang terus mengalir tak habis-habis ini bukan hanya sekadar cerita tentang makanan, tetapi simbol kasih sayang, keberkahan, dan bukti keagungan Rasulullah SAW.
Kisah ini menginspirasi kita untuk selalu percaya bahwa dengan keimanan, kesabaran, dan ketaatan, Allah akan memberikan jalan keluar dan rezeki yang tak disangka-sangka.
Wallahua’lam