Batenuritours.com - Hajar Aswad adalah sebuah batu hitam yang Terletak Di Sudut Tenggara Ka'bah, tepatnya di Rukun Yamani, yang menjadi bagian dari ritual ibadah haji dan umrah. Batu ini memiliki keistimewaan dan nilai historis serta spiritual yang tinggi dalam Islam, menjadikannya sebagai salah satu benda yang sangat dihormati oleh umat Muslim di seluruh dunia. Hajar Aswad adalah saksi bisu dari sejarah panjang Ka'bah dan merupakan simbol ketaatan umat Islam kepada Allah SWT.
1. Sejarah Hajar Aswad
Menurut tradisi Islam, Hajar Aswad awalnya berasal dari surga dan diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS ketika mereka membangun Ka'bah. Diceritakan bahwa batu ini pada mulanya Berwarna Putih Bercahaya, namun seiring berjalannya waktu dan dosa-dosa manusia yang menyentuhnya, batu ini berubah menjadi hitam. Hajar Aswad juga pernah mengalami kerusakan karena berbagai peristiwa sejarah. Pada masa Nabi Muhammad SAW, Hajar Aswad sempat hampir menjadi sumber perselisihan antar suku, namun beliau berhasil meredamnya dengan solusi damai yang bijaksana.
Selama beberapa abad, Hajar Aswad mengalami perbaikan karena sempat retak dan pecah akibat peristiwa-peristiwa tertentu, termasuk saat serangan pada masa Qarmati. Saat ini, Hajar Aswad terdiri dari beberapa bagian yang disatukan dengan bingkai perak, menjaga keutuhan batu tersebut agar tetap bisa digunakan dalam ibadah.
2. Keutamaan Hajar Aswad dalam Ibadah
Dalam ibadah haji dan umrah, Mencium Hajar Aswad atau menyentuhnya merupakan sunnah yang sangat dianjurkan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW yang juga mencium Hajar Aswad ketika melakukan thawaf di sekitar Ka'bah. Mencium atau menyentuh Hajar Aswad juga melambangkan cinta dan kepatuhan kepada Allah serta menambah kekhusyukan dalam menjalankan ibadah.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Hajar Aswad itu adalah batu dari surga” (HR. Tirmidzi). Keberadaan Hajar Aswad di Ka'bah mengingatkan umat Islam bahwa Ka'bah bukanlah sekadar bangunan, tetapi adalah rumah Allah yang mulia, pusat kiblat, dan tempat yang penuh keberkahan.
3. Makna dan Simbolisme Hajar Aswad
Hajar Aswad memiliki makna simbolis yang mendalam. Menurut para ulama, mencium Hajar Aswad adalah bentuk perwujudan janji umat Islam untuk menjaga kemurnian dan ketaatan kepada Allah SWT. Hal ini mencerminkan hubungan spiritual yang kuat antara umat Islam dan Tuhan mereka. Dalam sejarahnya, Hajar Aswad juga menjadi saksi pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam membangun Ka'bah dan ketaatan mereka yang tanpa batas kepada Allah SWT.
Umar bin Khattab RA pernah berkata, “Aku tahu bahwa engkau hanyalah batu yang tidak memberi manfaat atau mudarat. Jika bukan karena aku melihat Rasulullah mencium engkau, aku tidak akan menciummu.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun batu ini memiliki kedudukan khusus, namun tetap perlu diingat bahwa tujuan utama ibadah adalah Mendekatkan Diri Kepada Allah, bukan kepada benda.
4. Adab Saat Mendekati Hajar Aswad
Dalam melaksanakan thawaf dan mendekati Hajar Aswad, ada adab yang perlu diperhatikan. Jamaah diharapkan untuk menjaga ketertiban dan tidak berdesak-desakan hingga melukai jamaah lain demi mencium atau menyentuh Hajar Aswad. Jika tidak memungkinkan untuk menyentuh atau mencium Hajar Aswad secara langsung, jamaah dapat mengisyaratkan tangannya sebagai bentuk penghormatan.
Hajar Aswad bukan hanya sekadar batu hitam, tetapi simbol dari sejarah Islam yang panjang dan penuh makna. Batu ini menjadi salah satu aspek penting dalam ibadah haji dan umrah, yang melambangkan kesetiaan dan kepatuhan kepada Allah SWT. Keberadaannya di Ka'bah mengingatkan umat Islam akan pentingnya ikatan spiritual mereka dengan Allah dan mengajarkan bahwa segala bentuk ibadah sejatinya ditujukan kepada-Nya semata. Meskipun mencium Hajar Aswad adalah sunnah, nilai utamanya terletak pada ketaatan kepada Allah, bukan pada bentuk ibadah itu sendiri.
Wallahua'lam