Maqam Ibrahim adalah sebuah tempat yang memiliki makna khusus bagi umat Islam dan terletak di Masjidil Haram, dekat Ka'bah. Maqam ini bukan makam atau tempat peristirahatan terakhir Nabi Ibrahim AS, melainkan sebuah batu yang diyakini memiliki bekas telapak kaki Nabi Ibrahim. Maqam Ibrahim menjadi salah satu tempat istimewa dalam rangkaian ibadah di sekitar Ka'bah karena kaitannya dengan sejarah pembangunan Ka'bah oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS.
1. Sejarah Maqam Ibrahim
Maqam Ibrahim erat kaitannya dengan kisah pembangunan Ka'bah. Diceritakan bahwa saat Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk membangun rumah-Nya, Ka'bah, beliau dan putranya Nabi Ismail AS bekerja sama untuk mendirikan bangunan tersebut. Karena Ka'bah semakin tinggi, Nabi Ibrahim memerlukan bantuan untuk menjangkau bagian atas dindingnya. Atas kehendak Allah, sebuah batu diletakkan di bawah kaki Nabi Ibrahim yang kemudian menjadi tempat beliau berdiri saat menyelesaikan bangunan Ka'bah. Ajaibnya, batu tersebut meninggalkan jejak kaki Nabi Ibrahim, dan inilah yang kini disebut sebagai Maqam Ibrahim.
Batu ini kemudian diabadikan oleh umat Islam sebagai simbol dan bukti sejarah perjuangan serta keteguhan Nabi Ibrahim AS dalam memenuhi perintah Allah. Jejak telapak kaki ini terlihat jelas di dalam kaca pelindung yang saat ini berada di dekat Ka'bah dan menjadi bagian penting dalam ritual ibadah haji dan umrah.
2. Keutamaan Maqam Ibrahim
Maqam Ibrahim disebutkan secara langsung dalam Al-Qur'an dalam surat Al-Baqarah ayat 125:
“Dan (ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah (Ka'bah) sebagai tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat...”
Ayat ini menunjukkan keutamaan Maqam Ibrahim yang sangat dihormati dan menjadi bagian dari syiar Islam. Shalat di belakang Maqam Ibrahim menjadi sunnah yang dianjurkan setelah selesai thawaf. Dalam hal ini, umat Islam diajarkan untuk mengenang ketabahan dan pengorbanan Nabi Ibrahim serta komitmennya dalam menjalankan perintah Allah SWT.
3. Ritual Ibadah di Maqam Ibrahim
Setelah menyelesaikan thawaf di Ka'bah, jamaah haji dan umrah disunnahkan untuk shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Walaupun pelaksanaannya di sekitar Maqam Ibrahim sering kali padat dengan jamaah, namun niat dan doa tetap bisa dilaksanakan dengan jarak yang lebih jauh jika area tersebut tidak memungkinkan untuk ditempati. Shalat dua rakaat ini adalah bentuk penghormatan kepada Nabi Ibrahim dan merupakan bagian dari mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW yang juga melakukannya di lokasi tersebut.
4. Makna Spiritual Maqam Ibrahim
Maqam Ibrahim menjadi pengingat nyata akan kesabaran, ketaatan, dan pengabdian seorang hamba yang mendalam kepada Allah. Nabi Ibrahim AS dikenal sebagai “Khalilullah” atau kekasih Allah, dan Maqam ini adalah simbol pengorbanan serta kepatuhan total kepada perintah Allah. Bagi jamaah yang berziarah ke Masjidil Haram, momen berada di dekat Maqam Ibrahim mengingatkan mereka akan perjuangan dalam memenuhi perintah Allah dengan penuh kesungguhan dan kesabaran.
Maqam Ibrahim bukan sekadar batu dengan jejak kaki Nabi Ibrahim AS, tetapi memiliki nilai sejarah, spiritual, dan simbolis yang dalam bagi umat Islam. Terletak di dekat Ka'bah, tempat ini menjadi salah satu lokasi suci di Masjidil Haram yang mengajarkan nilai keteguhan iman dan ketaatan kepada Allah SWT. Beribadah di Maqam Ibrahim, terutama setelah thawaf, mengajarkan umat Islam untuk merenungkan perjuangan Nabi Ibrahim dalam membangun Ka'bah dan kesungguhannya dalam menaati perintah Allah. Maqam Ibrahim terus menjadi saksi perjalanan spiritual yang mendekatkan umat Islam kepada Sang Pencipta dan menambah kekhusyukan dalam ibadah di tanah suci.
Wallahua’lam