Tiga Bentuk Muhasabah dalam Islam

By. Abid Rauf - 02 Dec 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com - Muhasabah adalah istilah dalam Islam yang merujuk pada evaluasi diri untuk mengukur sejauh mana seseorang telah menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Muhasabah dilakukan untuk meningkatkan kualitas diri dan mendekatkan hubungan dengan Allah SWT. Dalam kehidupan seorang Muslim, terdapat tiga bentuk muhasabah yang penting untuk diterapkan: sebelum beramal, saat beramal, dan setelah beramal.

1. Muhasabah Sebelum Beramal

Muhasabah sebelum beramal adalah proses menilai niat dan tujuan sebelum melakukan suatu tindakan. Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya segala amal itu bergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Seorang Muslim hendaknya bertanya pada diri sendiri, apakah amal yang akan dilakukan murni untuk mendapatkan ridha Allah ataukah untuk tujuan duniawi semata. Muhasabah ini memastikan bahwa setiap perbuatan, baik itu ibadah atau aktivitas sehari-hari, dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai dengan syariat Islam. Dengan niat yang ikhlas, amal tersebut akan bernilai ibadah di sisi Allah.

2. Muhasabah Saat Beramal

Muhasabah saat beramal berfokus pada menjaga konsistensi, keikhlasan, dan kualitas perbuatan yang sedang dilakukan. Ketika seorang Muslim melaksanakan suatu ibadah atau tugas, ia perlu memperhatikan apakah tindakannya sesuai dengan tuntunan agama atau malah menyimpang.

Contohnya, ketika melaksanakan shalat, seorang Muslim harus memastikan dirinya khusyuk dan fokus. Jika selama shalat pikirannya melayang, ia harus segera mengembalikan konsentrasinya kepada Allah SWT. Dalam aktivitas lain, seperti bersedekah, muhasabah ini berarti memastikan bahwa sedekah dilakukan tanpa riya (ingin dipuji).

Melalui muhasabah saat beramal, seseorang dapat menghindari kesalahan yang dapat mengurangi atau bahkan membatalkan nilai amal tersebut.

3. Muhasabah Setelah Beramal

Muhasabah setelah beramal adalah refleksi diri untuk menilai apakah amal yang telah dilakukan sudah memenuhi syarat dan diterima oleh Allah SWT. Dalam bentuk ini, seorang Muslim menilai:

  • Apakah amal tersebut dilakukan dengan ikhlas?
  • Apakah amal tersebut sesuai dengan tuntunan Rasulullah ?
  • Apakah amal tersebut membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain?

Jika seseorang menemukan kekurangan dalam amalnya, ia dapat beristighfar memohon ampun kepada Allah SWT, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah . Selain itu, ia dapat bertekad untuk memperbaiki amalnya di masa depan agar lebih baik dan sesuai dengan ajaran Islam.

Pentingnya Muhasabah

Muhasabah memiliki peran besar dalam menjaga ketakwaan seorang Muslim. Dengan muhasabah, seseorang dapat mengenali kelemahan dan kesalahan diri, serta berusaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas ibadah serta amal salehnya. Imam Hasan Al-Bashri berkata:

“Seorang mukmin senantiasa mengintrospeksi dirinya, baik dalam hal ucapan maupun amal perbuatan.”

Melalui muhasabah, seorang Muslim dapat menghindari sifat lalai, menjaga keikhlasan, dan terus memperbaiki dirinya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tiga bentuk muhasabah—sebelum, saat, dan setelah beramal—adalah cara yang efektif untuk menjaga dan meningkatkan kualitas ibadah serta amal saleh seorang Muslim. Dengan melakukan muhasabah secara konsisten, seorang Muslim dapat memperbaiki diri dan meraih ridha Allah SWT dalam setiap aspek kehidupannya.

Wallahua’lam

 









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp