Batemuritours.com - Syariat Islam adalah aturan yang diturunkan Allah SWT untuk membimbing manusia menuju kehidupan yang selaras dengan kehendak-Nya. Syariat mencakup berbagai aspek kehidupan, baik ibadah, muamalah, maupun etika sosial. Namun, sikap manusia terhadap syariat ini beragam, tergantung pada tingkat pemahaman, keimanan, dan ketaatan mereka. Dalam Islam, ada empat sikap yang dapat diidentifikasi terhadap syariat, mulai dari yang ideal hingga yang kurang tepat.
1. Menerima dan Mengamalkan dengan Sepenuh Hati
Sikap ini adalah yang paling ideal, di mana seseorang menerima syariat dengan penuh keyakinan dan melaksanakan perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya. Orang yang memiliki sikap ini menganggap syariat sebagai rahmat, petunjuk hidup, dan jalan keselamatan.
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”
(QS. Al-Baqarah: 208)
Menerima syariat sepenuh hati berarti melaksanakan ibadah dengan sungguh-sungguh, menjaga akhlak mulia, serta berusaha menyebarkan kebaikan kepada orang lain. Mereka yang bersikap demikian biasanya merasa tenteram dan diberkahi dalam hidup.
2. Menerima tetapi Tidak Sepenuhnya Mengamalkan
Ada orang yang menerima syariat Islam sebagai kebenaran, tetapi dalam pelaksanaannya mereka tidak sepenuhnya konsisten. Sikap ini sering dipengaruhi oleh kelemahan iman, pengaruh lingkungan, atau godaan hawa nafsu.
Misalnya, seseorang percaya bahwa shalat adalah kewajiban, tetapi sering lalai dalam melaksanakannya. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya penghayatan terhadap makna ibadah atau karena terjebak dalam kesibukan dunia.
Sikap ini berbahaya jika terus dibiarkan, karena dapat menjauhkan seseorang dari jalan ketaatan. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi.”
(HR. Hakim)
3. Ragu atau Menolak Sebagian Syariat
Sebagian orang memiliki sikap ragu atau bahkan menolak sebagian aturan syariat karena dianggap tidak relevan dengan kehidupan modern. Sikap ini berakar dari kurangnya pemahaman terhadap hikmah di balik perintah dan larangan Allah SWT.
Allah memperingatkan dalam firman-Nya:
“Apakah kamu beriman kepada sebagian isi kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Maka tidak ada balasan bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kehinaan dalam kehidupan dunia.”
(QS. Al-Baqarah: 85)
Menolak sebagian syariat dapat menyebabkan kerusakan dalam tatanan kehidupan manusia, karena syariat Islam dirancang untuk memberikan keadilan dan kesejahteraan.
4. Menolak dan Memusuhi Syariat
Sikap ini adalah yang paling buruk, di mana seseorang menolak syariat secara terang-terangan dan memusuhi nilai-nilai Islam. Mereka yang bersikap demikian biasanya terpengaruh oleh ideologi yang bertentangan dengan ajaran Islam atau dorongan hawa nafsu yang berlebihan.
Allah SWT berfirman:
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Ikutilah apa yang diturunkan Allah,' mereka menjawab, 'Tidak, kami hanya mengikuti apa yang kami dapati dari nenek moyang kami.'”
(QS. Al-Baqarah: 170)
Sikap ini membawa seseorang pada kehancuran, baik di dunia maupun akhirat.
Sikap manusia terhadap syariat mencerminkan tingkat keimanan dan pemahaman mereka terhadap ajaran Islam. Sebagai Muslim, kita diajarkan untuk menerima syariat dengan penuh keikhlasan dan melaksanakannya secara konsisten.
Memahami syariat sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT akan membantu kita menjadikan aturan-Nya sebagai pedoman hidup yang mendatangkan keberkahan dan keselamatan. Semoga kita termasuk golongan yang menerima dan mengamalkan syariat dengan sepenuh hati. Aamiin
Wallahua’lam