batemuritour.com – Untuk mencapai dan bertemu malam lailatul qadar yang mana hanya dapat dijumpai pada bulan Ramadhan, sejatinya setiap pribadi dapat mempersiapkan dirinya jauh-jauh sebelum waktu Ramadhan tiba.
Artinya keutamaan dan kemulian malam Lailatul Qadar tidak hanya dapat diraih pada hari spesifik itu saja, melainkan pahala dan keberkahannya sudah diterima sejak memperisapkan diri.
Hal ini sebagaimana disampaikan Prof Muhammad Quraish Shihab tentang kontinuitas amalan seorang hamba bahwa yang harus diperhatikan selain bertemu malam lailatul qadar, namun juga mengerjakan amalan-amalan baik untuk mendapatkan kemuliaan malam tersebut dengan hikmah dan keutamaan.
Pertama, Al-Qur’an menyatakan, bahwa dalam malam lailatul qadar, Malaikat turun. Ketika Malaikat turun dan mengunjungi seseorang, Malaikat senang dengan kebaikan, melingkupi kebaikan apa saja. Malaikat mendukung manusia yang berbuat baik. Dengan demikian, melakukan kebaikan secara terus-menerus bisa mengantarkan manusia mendapatkan malam lailatul qadar.
Artinya seorang manusia tidak harus menunda kebaikan-kebaikannya dengan mengkhususkan pada malam lailatul qadar saja.
Baca juga:
Kedua, di malam lailatul qadar ada kedamaian sampai fajar. Artinya, damai dengan diri dan damai dengan orang lain. Damai itu ada damai aktif dan ada damai pasif. Misal ketika manusia naik bus, banyak orang di bus, lalu hanya duduk diam, tidak menyapa samping kiri dan samping kanannya. Hal itu termasuk damai, tetapi damai pasif.
Damai aktif adalah situasi damai yang terbentuk dari situasi social masyarakat yang baik, sedangkan damai pasif adalah situasi damai yang terbentuk dan diciptakan oleh diri sendiri dan untuk diri sendiri.
Untuk memperoleh pemahaman yang jernih terkait malam lailatul qadar, Quraish Shihab memberikan penjelasan terkait arti dan makna kata qadar. Penulis kitab Tafsir Al-Misbah tersebut memaparkan tiga arti pada kata qadar, sebagai berikut:
Pertama, qadar berarti penetapan atau pengaturan sehingga lailatul qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia.
Al-Qur’an yang turun pada malam lailatul qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah swt mengatur dan menetapkan khittah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad saw guna mengajak manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.
Kedua, qadar berati kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Qur’an serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih.
Ketiga, qadar berarti sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam Surat Al-Qadar: Pada malam itu turun malikat-malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan
Baca juga:
Waallahu A'alam Bisshowab
Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com