Batemuritour.com- Dalam bukunya Makna Haji Dr. Ali Syari’ati menggambarkan bahwa manusia hidup dalam kehampaan.
Kehidupan zaman sekarang bukanlah kehidupan yang dijalani sebagaimana mestinya, tapi merupakan sebuah aksi siklis yang kosong, suatu gerakan tanpa tujuan.
Aksi pendular yang tak bermakna ini dimulai dengan siang yang hanya untuk diakhiri dengan malam, dan malam dimulai hanya untuk diakhiri dengan pagi.
Zaman sekarang manusia terlena menyaksikan permainan 'tikus-tikus' hitam dan putih yang menggerogoti temali kehidupan sampai ajal tiba.
Kehidupan yang kita jalani ini laksana sebuah sandiwara. Kita menyaksikan siang dan malam silih ber- ganti tiada akhir.
Andaikan kita hanya sekadar menjalani hidup dari hari ke hari, maka tak ubahnya kita orang yang hidup tanpa arah.
Tujuan kita hanyalah hidup, dan yang ada adalah roh mati di dalam jasad yang hidup. Namun, pengalaman ibadah haji mengubah kondisi yang tidak sehat ini.
Begitu kita memutuskan untuk menunaikan ibadah haji dan mengambil langkah-langkah yang perlu, maka kini engkau berada di jalan menuju aktualisasi ibadah haji.
Ibadah haji adalah antitesis dari ketidakbertujuan, dan merupakan pemberontakan melawan nasib buruk yang dibimbing oleh kekuatan jahat.
Dengan menunaikan ibadah haji kita akan dapat melepaskan diri dari jaring teka-teki yang kusut.
Aksi yang revolusioner ini akan membukakan kepada kita cakrawala yang terang dan jalan bebas hambatan untuk berhijrah menuju keabadian, menuju Allah Yang Mahakuasa.
Tinggalkan rumahmu dan kunjungilah 'rumah Allah', atau 'rumah umat manusia'. Siapa pun adanya, engkau hanyalah seorang manusia, anak Adam, dan khalifah Allah di muka bumi.
Dengan berjalannya waktu dan pengaruh dari beragam kekuatan sistem sosial yang mengabaikan hak- hak dan kewajiban manusia, maka tabiatmu pun berubah.
Perubahan kehidupan telah mempengaruhimu sedemikian rupa sehingga engkau menjadi terasing dan lalai.
Semula, dengan roh Allah dalam hatimu, engkau diharapkan dapat memikul tanggung jawab sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Engkau diberi waktu untuk memenuhi tugas ini namun engkau gagal karena pemberian itu digunakan secara tidak bertanggung jawab.
وَالْعَصْرِۙ
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian."
(QS. al-'Ashr: 1-2)
Inilah yang disebut kehidupan. Namun secara realistis apakah gerangan yang telah dicapai?
Apa saja kon tribusi positif yang telah kau berikan? Apa yang telah kau peroleh?
Begitu banyak waktu berharga yang telah hilang, namun siapa gerangan kita?
Kita adah wakil dan khalifah Allah di bumi, kita telah banyak berpaling kepada uang, seks, ketamakan, agresi dan ketidakjujuran.
Kita menyandang status yang hina sebelum Allah Yang Mahakuasa meniupkan roh Nya.
Di mana sekarang roh Allah itu? Wahai manusia, bangkitlah dari keadaan bobrok ini! Lepaskan dirimu dari kematian yang datang setahap demi setahap ini.
Tinggalkan yang ada di sekelilingmu dan pergilah ke tanah suci.
Di sana kita akan menjumpai Allah Yang Mahakuasa di bawah langit Masy'ar yang membangkitkan semangat.
Keterasingan yang kita alami pun akhirnya akan sirna, karena paling tidak kita akan menemukan dirimu sendiri.
Sebelum memasuki Miqat, yang merupakan awal perubahan dan revolusi besar, engkau harus menyatakan niat.
Baca juga :
Niat apa? Niat 'perpindahan' dari rumah- mu ke rumah umat manusia, dari kehidupan kepada cinta, dari sang diri kepada Allah,
dari penghambaan kepada kemerdekaan, dari diskriminasi rasial kepada persamaan, ketulusan hati dan kebenaran, dari berpakaian menjadi telanjang,
dari kehidupan sehari-hari kepada kehidupan abadi dan dari egoisme dan ketidakbertujuan kepada ketaatan dan tanggung jawab.
Ringkasnya, niat ini merupakan suatu perpindahan ke dalam keadaan 'ihram'.
Oleh karena itu, niat harus dinyatakan dengan tegas. Kita akan mencuat dari tempurungmu laksana biji kurma keluar dari dagingnya.
Setelah sadar sepenuhnya maka engkau harus memiliki keyakinan dalam hati.
Terangi hati dengan api cinta, bersinar dan bersinarlah. Lupakan segala sesuatu tentang diri- mu.
Dulu kita hidup dalam kelalaian dan kebodohan dan tak berdaya dalam segala aspek kehidupan.
Bahkan dalam dunia kerja pun engkau menjadi seorang budak yang bekerja karena kebiasaan atau ka rena terpaksa.
Kini tanggalkanlah pola hidup seperti itul Jadilah manusia yang benar-benar sadar akan Allah Yang Mahakuasa, akan umat dan dirimu sendiri.
Pilihlah pekerjaan baru, petunjuk baru dan 'diri' yang baru pula!
Waallahu A'alam Bisshowab
Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com