Shebi Arus, Rayakan Malam Pengantin Maulana Jalaludin Rumi

By. Siti Rahmawati - 15 May 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Bagi yang belum kenal atau yang baru mendengar nama Rumi mungkin timbul pertanyaan, apa yang dimaksud dengan Malam Pengantin Rumi itu? Namun bagi yang kenal, ia akan memahami bahwa Malam Pengantin Rumi yang dimaksud disini adalah malam wafatnya Jalaludin Rumi, seorang Filosof dan Sufi besar yang kehadiran dan pemikirannya diterima oleh berbagai lapisan masyarakat dunia, baik di barat maupun di timur.

 

 

Sumber gambar : https://uici.ac.id

 

 

Jalaluddin Rumi lahir pada 30 September 1207 Masehi di Balkh (sekarang adalah wilayah Afghanistan). Sejak kecil ia dikenal dengan panggilan Rumi. Ia terlahir dari keluarga yang berpendidikan tinggi. Ayahnya, Bahaduddin Walad, merupakan seorang ahli ilmu agama, ahli hukum dan juga ahli ilmu kebatinan.

 

 

Jalaludin Rumi merupakan tokoh legendaris dalam dunia filsuf ini, ddikenal sebagai sang 'perajut' syair terindah dan salah satu tokoh sufi besar dalam syiar Islam.

 

Nama julukan "Rumi" karena ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Kota Konya (sekarang bagian dari Turki), atau dahulu dikenal dengan sebutan Rum.

 

 

Maulana Jalaluddin Rumi, wafat 17 Desember 1273.  Dan setiap tanggal 17 Desember itulah diperingati sebagai hari  Malam Pengantin (Shabe Arust atau shebi arus), hari yang menjadi gerbang bertemu dengan Sang Kekasih Abadi.

 

 

Shebi arus dalam bahasa turki berarti malam perpaduan dikenal dalam urutan Mevlevi sebagai malam saat Jalāl ad-Dīn Muhammad Rūmī meninggal.

 

Karena Jalāl ad-Dīn Muhammad Rūmī menganggap kematiannya bukan sebagai akhir tetapi sebagai reuni dengan Tuhan tercinta, peringatan kematiannya disebut 'Malam Perpaduan' atau juga disebut sebagai 'Malam Reuni'.

 

Rumi menafsirkan kematian sebagai kembali ke asal-usul manusia atau kembali kepada Allah karena fakta sumber kehidupannya adalah alam ilahi.

 

 

Menurut Rumi, kematian bukanlah lenyapnya jasmani, melainkan pelarian menuju Allah. Rumi mengungkapkan filosofinya tentang kematian dengan kata-kata:

"Semua orang menyebutnya sebagai pergi, namun saya menyebutnya sebagai reuni."

 

 

Baca juga:

Selain Cappadocia, Inilah 6 Destinasi Wisata Menarik di Turki !

 

 

Hari ketika ia menemui ajal, dikenal dengan sebutan Malam Pengantin (Shabe Arust), hari yang menjadi gerbang bertemu dengan Sang Kekasih Abadi. Terkait hal ini, tokoh mudadan juru dakwah dari Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) kerap bercerita.

 

Berikut puisi Maulana Jalaluddin Rumi tentang kematian(nya).

 

 

Malam Pengantin (Shabe Arust)

 

Ketika aku mati

 

Ketika keranda jenazahku dibawa keluar

 

Jangan pernah kau pikir aku akan merindui dunia ini.

 

Jangan kau titiskan airmata

 

Jangan kau mengeluh atau menyesal

 

Aku bukannya jatuh dalam jurang yang mengerikan.

 

Ketika kau melihat jenazahku diusung

 

Jangan kau tangisi kepergianku

 

Aku bukannya pergi

 

Aku baru tiba menemui cinta yang abadi.

 

Ketika kau tinggalkan aku dikubur

 

Jangan kau ucapkan selamat tinggal

 

Ingatlah, kuburan itu hanyalah selabuh tirai

 

Yang melindungi surga dibaliknya.

 

Kau hanya melihatku diturunkan ke liang lahad

 

Sekarang saksikanlah aku bangkit.

 

Mana mungkin ada pengakhiran saat matahari terbenam atau bulan tenggelam

 

Kau anggap itu pengakhiran bak terbenamnya matahari

 

Namun hakikatnya fajar yang bakal menjelma.

 

Ketahuilah, ketika kuburan mendakap dirimu

 

Saat itu jiwamu benar-benar bebas.

 

Apakah kau pernah melihat benih yang jatuh ke bumi, tidak menumbuhkan kehidupan yang baru?

 

Mengapa kau ragu pada benih yang menumbuhkan manusia?

 

Apakah kau pernah melihat timba yang diturunkan kedalam telaga, dinaikkan kembali tanpa ada apa-apa didalamnya?

 

Mengapa meratap untuk jiwa yang pergi?

 

Sedangkan dia akan kembali seperti Yusuf muncul dari telaga.

 

Ketika untuk kali terakhir kau menutup mulutmu

 

Kata-kata dan jiwamu akan menjadi milik dunia

 

Yang padanya tiada sepadan ruang dan masa.

 

 

Sumber gambar : https://www.dailysabah.com

 

 

Dalam Islam, Sufi merupakan orang yang mendedikasikan dirinya dalam dunia Tasawuf. Sementara Tasawuf merupakan sebuah jalan untuk mendekat dan melekatkan hati kepada Tuhan, bukan hanya penekanan pada sisi syariat.

 

 

Dalam tradisi tasawuf memang tidak dikenal peringatan kelahiran (milad) tapi peringatan kematian (haul).

 

 

Mengenalkan Rumi ke masyarakat sama saja halnya kita mengenalkan subtansi dakwah Islam yang bertemakan keindahan cinta dan kedamaian Islam tanpa perlu berkhotbah (Al Haidar). Hal ini. Disebabkan karena Rumi sendiri mampu menghadirkan keindahan Islam dan cinta itu lewat puisi puisinya.

 

Bahkan melalui. Puisinya juga bisa menyembuhkan (healing) para penderita penyakit.

 

 

“Aku bukannya pergi, tapi aku baru tiba menemui sang Cinta abadi.”

 

 

Demikian juga syair Rumi tentang alam semesta dimana dengan syair ini menunjukkan bahwa Islam itu sangat menjunjung dan mencintai sebuah ekosistem kehidupan.

 

 

Baca juga:

Traveling ke Turki, Selain Kebab Jangan Lewatkan Cicipi 5 Kuliner Lezat Ini !

 

Inilah Mausoleum Ataturk Makam Mustafa Kemal Ataturk dan Fakta Uniknya !

 

Sekian pembahasan Batemuritour tentang wisata di Turki kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp