Batemuritour.com- Tarian dari Turki ini juga dikenal dengan sebutan whirling dervishes. Tarian Sufi atau tarian yang berputar-putar ini dianggap penuh makna karena sebagai bagian dari meditasi diri. Karena bagian dari meditasi, jadi gak heran para penari sufi bisa berputar-putar dalam waktu yang lama tanpa harus merasa pusing.
Sumber gambar : goturkiye.com
Sejarah Tarian Sufi
Tarian ini lahir dari buah pikiran penyair Persia, Jalaluddin Rumi. Melansir dari tourketurki.com, tarian ini pertama kali dipertunjukkan di wilayah Anatolia, Turki, pada abad ke-13. Dengan tampilan para penari yang cukup misterius, asal mula tarian ini pun cukup memilukan, yaitu berhubungan dengan cinta dan kehilangan.
Dalam sejarah Turki, tarian ini berawal dari kematian guru spiritual Rumi, yaitu Syamsuddin Tabriz. Karena rasa kehilangan yang sangat mendalam, Rumi mengekspresikan kesedihannya tersebut dengan menari berputar-putar. Yang kemudian ia jadi menyadari bahwa manusia itu fana.
Tindakan berputar-putar yang dilakukan Rumi rupanya bukan cuma suatu gerakan yang tanpa makna. Makna yang bisa dipetik bahwa gerakan berputar-putar itu adalah simbol untuk menemukan tujuan hidup yang hakiki.
Dalam pemaknaan yang lebih khusus lagi, tarian dengan gerakan berputar melawan arah jarum jam ini adalah sebuah proses mencari Tuhan.
Bahkan Rumi pernah melakukannya selama tiga hari tiga malam. Para sufi yang menari akan menumpahkan seluruh emosinya selama menari agar mereka hanya merasakan kecintaan dan kerinduan akan Tuhannya.
Para penari sufi mengenakan topi tinggi bernama sikke yang melambangkan batu nisan, sedangkan jubahnya biasanya berwarna hitam melambangkan alam kubur dan baju putih yang melambangkan kain kafan.
Gerakan Tarian Sufi
Gerakan dalam tarian sufi bukanlah gerakan sembarangan. Pertama, penyanyi solo akan melantunkan lagu pujian untuk Rasulullah diiringi musik khas Timur Tengah.
Kemudian para penari akan saling membungkuk satu sama lain dengan kedua tangan disilangkan mencengkeram pundak yang berarti kerendah hatian di hadapan Tuhan.
Sementara tangan kanan menghadap ke atas yang berarti mendapatkan hidayah dari Tuhan dan tangan satunya menghadap ke bawah yang berarti hidayah tersebut harus disampaikan.
Untuk melakukan gerakan berputar, kaki kiri digunakan sebagai tumpuan. Gerakan ini menyimbolkan bahwa segala sesuatu harus berputar sesuai jalurnya dan menganggap seperti thawaf. Putaran dilakukan berlawanan dengan arah jarum jam.
Tari sufi kerap disebut sebagai tarian pengingat kematian karena filosofi atribut hingga gerakan yang menyimbolkan kematian. Bukan sekedar menari, selama melakukan gerakan berputar, penari terus berdzikir. Kunci agar tidak pusing adalah ketenangan dan fokus.
Baca juga:
Traveling ke Turki, Selain Kebab Jangan Lewatkan Cicipi 5 Kuliner Lezat Ini !
Selain Cappadocia, Inilah 6 Destinasi Wisata Menarik di Turki !
Makna di balik busana khas penari sufi
Sumber gambar: hot.detik.com
Dilansir dari hot.detik.com filosofi pertama terletak pada bagian topi memanjang yang dikenal dengan sebutan sikke. Sikke melambangkan batu nisan para wali dan sufi yang ada di dataran Timur Tengah.
Ada keindahan semacam energi cinta yang memancar dari makam wali yang ada disana. Tapi, bukan berarti berdoa pada makam. Berdoa tetap pada Allah.
Selanjutnya, jubah hitam dan tenur putih yang masing-masing melambangkan alam kubur dan kain kafan. Maknanya agar senantiasa manusia selalu mengingat kematian.
Selalu mengingat kematian merupakan salah satu cara paling dahsyat untuk mengendalikan hawa nafsu dan ego duniawi. Seorang penari sufi diartikan sama dengan berjuang melawan ego.
"Warna kostum asli (penari sufi) hitam dan putih. Mengingat mati sebelum mati. Ini berguna untuk mengendalikan ego. Islam itu indah mengajarkan kelembutan. Jihad yang sebenarnya ya melawan ego, bukan berperang dengan kemarahan.
Di bagian kaki, penari sufi memakai alas khusus yang disebut kuff. Konon, Nabi Muhammad SAW pada saat musim dingin selalu mengenakan kuff dalam perjalanan kemanapun, terutama pada musim dingin.
Yang istimewa, jika seseorang memakai kuff pada saat berwudhu, maka tidak perlu dilepas seperti sendal atau sepatu biasa. Ada alasannya. Apa itu?
"Untuk menghindari menjejak bumi secara langsung karena energi bumi cenderung negatif, penuh keduniawian. Rasul suka pakai kuff saat musim dingin, lalu dilapisi lagi dengan sandal. Kuff sendiri terbuat dari kulit,"
Terakhir, kostum jubah berukuran besar mengikuti pakaian yang dikenakan Rasullullah pada saat itu. Dengan kostum yang berukuran besar di bagian bawah, tarian akan lebih indah dan menarik.
Baca juga:
Shebi Arus, Rayakan Malam Pengantin Maulana Jalaludin Rumi
Sekian pembahasan Batemuritour tentang wisata di Turki kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com