Batemuritour.com- Haji yang dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim mempunyai manasik (tata cara dan pelaksanaan ibadah haji) yang terurai, terutama terkait dengan tempat dan kegiatan yang menapaktilasi perjalan hidupnya dan keluarganya.
Sumber gambar : pinterest.com
Tapak Tilas Nabi Ibrahim
Beberapa di antara manasik tersebur berkaitan dengan sejarah hidup keluarga Ibrahim. Menurut sumber Islam dan sumber Kristen, Ibrahim adalah putera Terakh, keturunan Sam bin Nuh. Kehidupan masa kecilnya tidak diketahui dengan jelas.
Setelah dewasa. Ibrahim bersama Sarah, istrinya, meninggalkan Ur, tanah leluhurnya di Mesopotamia, untuk tinggal di Harran. Atas perintah Allah, Ibrahim kemudian pindah ke tanah Kan'an.
Boleh jadi di Harran itulah ia mulai menerima wahyu dari Allah dan memulai risalah kenabiannya.
Di Kan'an Nabi Ibrahim menghidupi keluarganya dengan beternak kambing dan biri-biri. Ia menggembala sampai ke Palestina. Ia juga pernah menyeberang ke Mesir, namun karena diusir ia pun akhirnya kembali ke Kan'an.
Selama berdiam di Kan'an, Ibrahim pernah mengalami suatu peperangan antarpenguasa di daerah itu.
Oleh karena dalam peperangan itu salah seorang anak saudaranya ditawan maka Ibrahim dan pengikutnya akhirnya terlibat dalam peperangan itu dan keluar sebagai pemenang.
Baca juga:
Haji Sebelum Masuknya Islam, Bagaimana Haji yang Dilaksanakan Nabi Adam AS ?
Kisah Penyembelihan Nabi Ismail
Nabi Ibrahim yang telah dijanjikan oleh Allah sebagai sumber dari suatu bangsa yang besar, ternyata belum juga dikaruniai putera meskipun usia perkawinannya dengan Sarah sudah cukup lama.
Mungkin karena itu, atas permintaan Sarah yang sudah uzur, Ibrahim akhirnya menikah lagi dengan Hajar. Dari perkawinan itu lahirlah seorang putera yang bernama Ismail.
Sumber gambar: pbs.febi.uin-alauddin.ac.id
Di kemudian hari, Ismail ternyata menjadi leluhur dari Bani Ismail, suatu suku yang mendiami Jazirah Arab bagian utara.
Setelah Ismail dilahirkan, barulah Sarah yang sudah terlalu tua untuk memperoleh putera, dengan kuasa Allah, melahirkan seorang putera dan diberi nama Ishak Putera kedua Ibrahim inilah yang kemudian menjadi leluhur bagi Bani Israil.
Ketika salah satu di antara kedua puteranya itu sedang tumbuh dan menggembirakan kedua orang tuanya, Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putera kesayangannya itu.
Di dalam Al-Qur'an tidak terdapat informasi tentang siapa dari kedua puteranya yang diperintahkan untuk disembelih. Menurut tradisi umum umat Islam, yang akan dijadikan kurban adalah Ismail, sedangkan menurut tradisi Kristen," yang akan dijadikan kurban adalah Ishak. Akan tetapi, putera Ibrahim itu tidak jadi dikurbankan karena diganti dengan seekor binatang kurban yang besar.
Dari situ, Islam menjadikan peristiwa itu sebagai suatu tradisi penyembelihan binatang kurban pada setiap hari raya Idul Adha.
Ibrahim Hijrah Ke Makah
Pada tahap berikutnya, Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk hijrah ke Makah bersama istri dan puteranya. Ketika itu, Makah, yang merupakan daerah yang tandus, belum berpenghuni.
Keluarga Ibrahim tinggal di sekitar reruntuhan bangunan Ka'bah yang pernah dibangun oleh Nabi Adam. Di tempat itulah Ibrahim berdoa kepada Allah agar anak cucunya kelak dapat melaksanakan shalat, dipertautkan hati umat manusia dengan anak cucunya, dicurahkan kepada mereka rezeki, dan dijadikannya mereka bagian dari orang-orang yang pandai bersyukur.
Diriwayatkan oleh Ibn Abbas, salah seorang sahabat nabi yang banyak meriwayatkan hadits, suatu ketika Hajar dan Ismail yang masih kecil itu ditinggalkan oleh Ibrahim untuk suatu keperluan.
Pada suatu hari, sepeninggal Ibrahim, persediaan air telah habis, sementara Ismail menangis kehausan.
Hajar kebingungan, dan lalu mondar-mandir antara bukit Shafa dan bukit Marwah yang tidak jauh dari tempat Ismail berbaring.
Meskipun usaha keras untuk mendapatkan air itu belum berhasil, Hajar terpaksa kembali sejenak untuk menengok anaknya. Pada waktu itulah ia bertemu dengan malaikat yang sedang menghentakkan kakinya ke pasir.
Dari bekas kakinya, terpancarlah air yang kemudian terkenal dengan nama zamzam." Peristiwa mondar-mandir Hajar antara Shafa dan Marwah itu diabadikan dalam manasik haji atau umrah sebagai sai.
Berita tentang terdapatnya air zamzam di Makah itu tersebar di kalangan suku Jumhur yang menempati suatu kawasan yang tidak jauh dari situ. Akhirnya, mereka pindah ke lembah Makah untuk menetap bersama keluarga Ibrahim.
Membangun kembali Ka'bah
Tampaknya, Ibrahim memang sengaja diperintahkan oleh Allah untuk pindah ke Makah guna mengemban misi membangun kembali Ka'bah yang telah runtuh.
Baca juga :
Ka’bah Bukan Tujuan, Tapi Pedoman Arah!
Sumber gambar : ebookanak.com
Dengan bantuan puteranya, Ismail, Ibrahim membangun kembali Ka'bah dan meninggikannya dari ukuran semula.
Salah satu tempat berdiri Nabi Ibrahim ketika membangun Ka'bah diberi nama Maqam Ibrâhîm yang sekarang dibuatkan bangunan khusus dengan jarak 15.40 meter dari dinding Ka'bah sebelah timur.
Bangunan itu dinamakan Ka'bah karena bentuknya yang tinggi dan segi empat. Tidak terdapat informasi tentang luas bangunan yang dibangun oleh Ibrahim tersebut. Akan tetapi, karena bangunan ini bersifat sakral, kemungkinan ukurannya tidak mengalami per- ubahan, kecuali atas perintah Allah.
Akan tetapi, pembangunan Ka'bah yang juga disebut Bait al-Atiq sesudah Nabi Ibrahim dikerjakan bukan oleh seorang nabi, kemungkinan ukurannya sedikit mengalami perubahan.
Manasik Haji Nabi Ibrahim
Setelah pembangunan Ka'bah selesai dikerjakan, Ibrahim di- perintahkan oleh Allah untuk menyeru kepada umat manusia guna melaksanakan ibadah haji.
Sebelumnya, dengan tuntunan Allah, Ibrahim bersama puteranya, Ismail, telah terlebih dahulu melaksanakan haji. Mereka berdua memulai ibadah haji dengan melaksanakan thawaf, berjalan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran.
Pada setiap putaran mereka mengusap setiap rukn (sudut) Ka'bah. Sehabis thawaf, mereka melaksanakan shalat di balik Magâm Ibrahim, dan kemudian melakukan sai (berlari-lari kecil) antara bukit Shafâ dan Marwah.
Setelah itu, Ibrahim dan Ismail, atas petunjuk Jibril, berangkat ke Mina untuk melempar jumrah dan kemudian dilanjut- kan dengan kunjungan ke Arafah. Di tempat inilah Allah memerintahkan kepada Ibrahim untuk menyeru manusia melaksanakan ibadah haji.
Akan tetapi, menurut riwayat lain, dari Abdullah bin Amr, Ibrahim melempar jumrah setelah dia kembali dari Arafah, dan setelah itu dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban dan bercukur.
Baca juga:
Waallahu A'alam Bisshowab
Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com