Rekonstruksi Manasik Haji Nabi Muhammad SAW

By. Siti Rahmawati - 22 May 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com-Tata cara atau manasik haji Nabi Muhammad, menurut tradisi keilmuan Islam, didasarkan pada petunjuk Allah. Pengetahuan dan pengamalan manasik haji oleh kaum muslimin yang ikut

dalam haji wada' diperoleh dengan cara mengikuti praktik nabi yang bertindak sebagai pembimbing haji.

 

 

Oleh karena itu, meskipun kaum muslimin memahami bahwa manasik itu berkaitan dengan Nabi Ibrahim, mereka juga meyakini bahwa ia juga merupakan bagian dari syari'at Islam.

 

 

Rekonstruksi prosesi pelaksanaan ibadah haji berikut ini bersumber pada informasi Jâbir bin Abdullah, salah seorang sahabat nabi yang ikut dalam rombongan jama'ah haji wada'.

 

Dalam sebuah hadits ia menjelaskan bahwa rombangan meninggalkan Madinah menuju Dzul Hulaifah. Di sini mereka berhenti untuk mulai melaksanakan haji dengan memakai pakaian ihram. Menurut Jäbir, mereka tidak berniat kecuali untuk haji.

 

 

Sumber gambar: sirohnabawiyah.com

 

 

Dzul Hulaifah, kota yang letaknya 450 km sebelah utara kota Makah atau 11 km sebelah selatan Madinah, ditetapkan sebagai miqât makânî (tempat memulai umrah dan haji).

 

Menurut catatan, nabi dan jama'ah hajinya memulai haji dari Dzul Hulaifah pada awal Maret 632 M. Menurut Ibn Abbas, nabi beserta rombongan meninggalkan Madinah pada 5 hari terakhir bulan Dzulqa'dah dan tiba di Makah setelah 4 malam perjalanan dalam bulan Dzulhijjah.

 

 

Berdasarkan keterangan Ibn Abbas tersebut dapat diperkirakan bahwa nabi dan jama'ahnya berangkat dari Dzul Hulaifah pada Ahad, 26 Dzulqa'dah, atau bertepatan dengan 23 Februari 632 M., dan tiba di Makah pada Senin, 4 Dzulhijjah 10 H., bertepatan dengan 2 Maret 632 M.

 

 

Para ulama menetapkan Syawwal, Deulqa'dah, dan Dzulhijjah sebagai waktu yang sah untuk melaksanakan haji. Ini berarti bahwa hanya pada ketiga bulan itulah dibolehkan memulai memakai ihram haji dan dinamakan miqat zamani.

 

 

 

Baca juga:

 

Haji Sebelum Masuknya Islam, Bagaimana Haji yang Dilaksanakan Nabi Adam AS ?

 

Seruan Haji Pertama Kali oleh Nabi Ibrahim

 

 

Manasik Haji Nabi Muhammad SAW

 

 

Kembali ke perjalanan haji wada'. Setelah melaksanakan shalat di masjid, Rasulullah mengendarai untanya, yang bernama Qushwa. sambil mengumandangkan lafal talbiyah yang kemudian diikuti oleh para jama'ah haji yang juga mengendarai unta.

 

 

Selama perjalanan menuju Makah, mereka senantiasa membaca talbiyah. Setibanya di Makah, nabi bergegas menuju Baitullah, mencium Hajar Aswad dan disusul dengan tawaf (mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali).

 

 

 

Sumber gambar: id.wikipedia.org

 

 

 

Pada tiga putaran pertama, tawaf dilaksanakan dengan jalan cepat, sementara pada empat putaran terakhir, tawaf dilaksanakan dengan jalan biasa.

 

Setelah selesai melakukan tawaf, nabi menuju Maqam Ibrahim untuk melaksanakan shalat dua raka'at, dan setelah itu, nabi kembali mencium Hajar Aswad.

 

 

 

Setelah itu, nabi memimpin rombongan jama'ah haji menuju bukit Shafâ dan Marwah untuk melakukan lari-lari kecil yang kemudian lebih terkenal dengan istilah sai.

 

Ketika mendekati Shafâ, nabi membaca ayat Al-Qur'an (QS. al-Baqarah [2]: 158) yang menginformasikan bahwa Shafâ dan Marwah itu termasuk tempat beribadah kepada Allah.

 

 

Oleh karena ayat itu menyebut Shafa terlebih dahulu maka sa'i pun diawali dari bukit itu. Setiba di Shafâ, nabi naik ke puncak bukit sehingga beliau dapat melihat dan menghadap Ka'bah dan lalu membaca tahlil dan takbir sebanyak tiga kali yang diselingi dengan doa.

 

 

Selanjutnya, nabi turun dari bukit Shafi dan berjalan menuju bukit Marwah. Ketika sampai di Wadi, yang terletak di antara kedua bukit Shafa dan Marwah, jama'ah rasul diperintahkan untuk berlari-lari kecil, kemudian berjalan kembali seperti semula. sampai ke bukit Marwah.

 

 

Setiba di atas bukit Marwah, nabi mengu- langi apa yang telah dilakukannya di bukit Shafa. Setelah itu, nabi turun dari Marwah untuk kembali berjalan menuju bukit Shaf sambil melakukan apa yang telah dilakukan sebelumnya.

 

Perjalanan sa'i antara bukit Shafà dan Marwah itu dilakukan tujuh kali dan berakhir di bukit Marwah.

 

Kegiatan sa 'i ini seakan-akan melakukan napak tilas apa yang dilakukan oleh Hajar, ibunda Ismail, dahulu Bukit Shafa dan Marwah terletak di luar Masjidil Haram. Jarak antara kedua bukit itu adalah 766½ hasta, atau sekitar 400 meter,

 

 

 

Baca juga:

 

 

 

 

Setelah selesai melaksanakan sa'i, Nabi Muhammad umumkan kepada para jama'ah haji bahwa bagi mereka yang tidak membawa binatang kurban maka harus melakukan tahallul, mencukur atau memotong beberapa helai rambut.

 

Dengan begini mereka berarti telah menyelesaikan umrah. Sedangkan nabi benan beberapa sahabatnya yang membawa binatang kurban tetap mengera kan pakaian ihram sampai dengan waktu pelaksanaan haji.

 

Jadi para sahabat yang hanya mengambil umrah, telah mengubah niam dari ihram haji yang telah ditetapkan di Dzul Hulaifah, menjad ihram umrah. 

 

 

Pada hari tarwiyah, Jumat 8 Dzulhijjah 10 H. atau 7 Mam 632 M., Nabi Muhammad beserta rombongan bertolak ke Mina sambil mengucapkan doa talbiyah.

 

Sebelum bertolak ke Mina, jama'ah haji yang telah melaksanakan umrah terlebih dahulu harus berniat haji dan memakai kembali pakaian ihramnya.

 

 

 

Di Mina, yang letaknya sekitar 11 km dari Makah (ke arah timur), nabi dan jama'ah haji lainnya melakukan mabit (beristirahat semalam di Mina).

Pada hari tarwiyah, mereka belum melaksanakan kegiatan haji. Kegiatan ibadah yang menonjol pada hari itu di Mina adalah shalat lima waktu, mulai dari Zhuhur sampai dengan Shubuh keesokan harinya.

 

Sumber lain menginformasikan bahwa pada waktu itu shalat yang empat rakaat dijadikan dua rakaat.

 

 

Sumber gambar: teras7.com

 

 

Keesokan harinya, hari arafah, Sabtu 9 Dzulhijjah/8 Maret, setelah terbit matahari, nabi bersama rombongan berangkat ke Arafah seraya membaca talbiyah.

Arafah adalah suatu padang pasir yang letaknya sekitar 25 km dari Makah, tempat pelaksanaan ibadah wukuf.

 

 

Setiba di Arafah, nabi berhenti di Namirah, suatu tempat di dekat Arafah. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa tempat itu tidak termasuk Arafah dan pernah dijadikan tempat wukuf oleh kaum Quraisy pada masa Jahiliah, nabi segera meninggalkan tempat itu dan menuju wadi Arafah.

 

Setelah matahari condong ke Barat, sebagai pertanda telah masuk waktu Zhuhur, nabi menyampaikan khotbah kepada jama'ah haji yang kemudian terkenal dengan Khotbah Arafah.

 

 

Selesai melaksanakan khotbah, kegiatan dilanjutkan dengan azan dan iqamah untuk shalat Zhuhur yang digabung dengan shalat Ashar (jama).

 

Usai melaksanakan shalat, nabi berpindah ke tempat lain untuk melaksanakan wukuf, yang diisi dengan doa dan zikir. Kegiatan ini dilaksanakan hingga terbenamnya matahari.

 

 

 

Setelah matahari terbenam, Nabi Muhammad dan rombongan menuju Muzdalifah, sekitar 20 km dari Makah dan 9 km dari Mina. Di Muzdalifah, nabi melaksanakan shalat Magrib dan Isya dengan di-jama'.

 

Setelah shalat subuh pada awal waktu, nabi dan rombong- an melanjutkan perjalanan menuju Masy'aril Harâm.

 

 

 

Di sini, beliau menghadap ke qiblat dan kemudian berdoa yang dilanjutkan dengan takbir dan tahlil. Selepas memanjatkan doa, nabi memasuki Mina dan menuju ke jumratul'aqabah.

 

Nabi melempar jumrah sebanyak tujuh kali dengan menggunakan batu kerikil yang disertai dengan ucapan takbir. Setelah itu, nabi menuju ke tempat penyembelihan kurban untuk menyembelih kurban sebanyak 63 ekor binatang.

 

Pada pagi hari nahar itu juga nabi menuju ke Makah untuk melaksanakan thawaf ifadah dan shalat Zhuhur. Sesudah itu, beliau mengunjungi sumur zamzam, berdoa, dan meneguk airnya.

 

 

 

 

Baca juga :

 

 

 

 

 

 

Waallahu A'alam Bisshowab

 

Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp