Batemuritour.com- Hai Sobat Batemuri!! Suku Dayak adalah kelompok etnis asli yang mendiami pulau Kalimantan, Indonesia. Mereka merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia dengan keanekaragaman budaya, bahasa, dan tradisi yang kaya. Suku Dayak terdiri dari berbagai subkelompok yang memiliki kebudayaan yang unik, seperti Dayak Ngaju, Dayak Iban, Dayak Kenyah, Dayak Punan, dan banyak lainnya.
Baca Juga: Desa Wae Rebo: Pesona Budaya dan Keindahan Alam yang Membawamu ke Dunia yang Berbeda
Suku Dayak dikenal karena hubungan yang erat dengan alam dan lingkungan sekitar mereka. Mereka hidup dalam harmoni dengan hutan hujan tropis yang melimpah, sungai-sungai yang mengalir deras, dan keanekaragaman hayati yang melimpah di sekitar mereka. Kehidupan sehari-hari suku Dayak dipenuhi dengan aktivitas seperti bertani, berburu, memancing, dan mengumpulkan hasil hutan.
Budaya suku Dayak juga ditandai oleh adat istiadat dan upacara tradisional yang kaya. Upacara Gawai Dayak adalah salah satu perayaan yang penting yang dilakukan setiap tahun setelah panen. Perayaan ini diadakan sebagai wujud rasa syukur masyarakat adat Dayak kepada Sang Pencipta atas panen yang melimpah.
Selain itu ada pula trasisi-tradisi lain dari Suku Dayak. Beberapa tradisi unik dari masyarakat Suku Dayak yaitu:
Suku Dayak di Kalimantan Timur memiliki tradisi unik yaitu memanjangkan daun telinganya. Masyarakat Suku Dayak dari Kalimantan Timur beranggapan bahwa ketika ada seorang perempuan Dayak yang memiliki telinga panjang maka akan terlihat semakin cantik. Selain karena kecantikan, memanjangkan telinga juga disebut sebagai tradisi untuk menunjukkan status kebangsawanan serta melatih kesabaran.
Cara memanjangkan daun telinga dilakukan dengan menggunakan logam sebagai pemberat yang ditaruh dibawah telinga atau ditempat memasang anting. Bagi para wanita Suku Dayak, memanjangkan telinga boleh dilakukan hingga mencapai dada. Sedangkan bagi kaum pria, memanjangkan telinga boleh dilakukan hingga mencapai bawah dagu.
Tato dalam tradisi Suku Dayak menjadi simbol dari kekuatan dan hubungan mereka dengan Tuhan, perjalanan kehidupan, dan lain sebagainya. Hingga saat ini, tradisi tato masih dimiliki dan dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak. Menggambat tato dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan dari Suku Dayak.
Baca Juga: Mengenal Suku Baduy Kearifan Lokal Indonesia, Mau Kesana?
Proses pembuatan tato oleh Suku Dayak banyak dikenal karena keunikannya. Pembuatan tato dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana dimana orang yang akan ditato hanya akan menggigit kain sebagai pereda rasa sakit dan tubuhnya akan dipahat menggunakan alat tradisional. Gambar tato yang akan dilukis di tubuh masyarakat juga tidak sembarangan dan memiliki makna tersendiri. Misalnya seperti tato bunga terong pada laki-laki Suku Dayak. Tato bunga terong ini menggambarkan bahwa laki-laki tersebut telah memasuki tahap dewasa. Sedangkan bagi perempuan Suku Dayak, untuk menandakan kedewasaan akan mendapatkan tato Tedak Kassa yang digambar di kaki.
Ngayau merupakan salah satu tradisi yang sudah dihentikan karena dianggap sangat mengerikan dan penuh dendam. Tradisi Ngayau adalah kegiatan berburu kepala musuh yang dilakukan beberapa rumpun Dayak saja seperti Ngaju, Iban, dan Kenyah.
Tradisi ini ditanamkan secara turun temurun dimana pemuda dari Suku Dayak harus melakukan pembuktian dengan memburu kepala musuh. Hal ini terus berlanjut karena nanti keturunannya akan memburu keluarga dari pembunuh ayahnya dan membawa kepala tersebut ke rumah. Namun, pada tahun 1874, Kepala Suku Dayak Kayan mengumpulkan kepala suku dari rumpun lain dan menyepakati hasil musyawarah Tumbang Anoi yang berisi larangan pelaksanaan tradisi Ngayau karena dapat menimbulkan perselisihan antar Suku Dayak.
Tiwah merupakan tradisi pemakaman dengan membakar tulang belulang dari kerabat yang telah meninggal dunia. Tradisi Tiwah dilakukan sesuai kepercayaan Kaharingan oleh masyarakat Dayak Ngaju.
Baca Juga: Lebih Dekat dengan Indonesia, Mengenal Desa Dayak Pampang Samarinda
Ketika melaksanakan tradisi Tiwah, keluarga yang ditinggalkan akan menari dan bernyanyi sambil mengelilingi jenazah. Berdasarkan kepercayaan mereka, Tiwah dipercaya akan mengantarkan arwah dari orang yang telah meninggal agar mudah menuju dunia akhirat yang biasa disebut dengan nama Lewu Tatau.
Itulah beberapa tradisi unik Suku Dayak, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Sobat Batemuri semua! Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com