Mengenal Festival Likurai Timor - Nusa Tenggara Timur

By. Siti Rahmawati - 13 Jun 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Festival Likurai Timor selalu masuk dalam agenda pariwisata nasional. Banyak kesenian dan budaya yang akan disajikan. Salah satunya tari kolosal khas Belu, Nusa Tenggara Timur. Berada di perbatasan, festival budaya ini juga melibatkan penari Likurai dari Timor Leste.

 

Likurai sendiri adalah tarian khas yang merupakan warisan serta budaya leluhur dari masyarakat di daerah ini. Festival Likurai Timor itu dipentaskan di puncak bukit Fulan Fehan, pada puncak peringatan Hari Sumpah Pemuda.

 

Festival Likurai merupakan pesta tari kolosal karena tarian likurai bisa dilakukan oleh ribuan penari dari Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, dan negara tetangga Timor Leste. Belu adalah kota di Indonesia yang berbatasan dengan wilayah negara Timor Leste, yang dulu berjuluk Timor Timur ketika masih bersatu dengan Republik Indonesia.

 

 

Sumber gambar : twitter.com/@Kemenparekraf

 

 

Baca juga:

 

 

Biasanya Festival Likurai digelar di puncak bukit Fulan Fehan yang terletak di Desa Dirun, Kecamatan Lakmanen, Kabupaten Belu. Fulan Fehan yang merupakan salah satu objek wisata hamparan luas padang sabana yang terletak di balik gunung Lakaan. Lokasi Fulan Fehan di antara perbatasan desa Dirun dan Maudemu, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Timor Barat.

 

Memiliki hamparan padang nan berbukit Fulan Fehan terkenal dengan rumputnya yang halus yang dipenuhi ternak seperti kuda, kerbau dan kambing yang berkeliaran kubangan kecil yang berada ditengah Padang itu.

Latar belakang gunung Lakaan dengan dikelilingi bebatuan karang yang ditumbuhi tanaman kaktus liar menjadikan padang Fulan Fehan memiliki keindahan tersendiri. Di sudut hamparan padang itu juga terdapat benteng lapis tujuh dan benteng kulit serta padang Balokama.

 

 

Tari likurai biasanya dibawakan oleh penari laki-laki yang membawa pedang dan penari perempuan dengan kendang kecilnya atau tihar. Kepopuleran tari likurai kian melambung setelah sukses memecahkan rekor MURI pada Oktober 2017 untuk jumlah penari tradisional terbanyak, yakni 6.000 penari.

 

Likurai adalah tarian khas yang merupakan warisan serta budaya leluhur dari masyarakat di daerah ini. Di zaman dulu, tarian ini dilakukan untuk menyambut para pahlawan desa yang baru pulang dari perang.

 

Konon, di daerah Belu, Nusa Tenggara Timur, terdapat tradisi memenggal kepala musuh yang dikalahkannya sebagai simbol keperkasaannya. Untuk merayakan kemenangan para pahlawan tersebut, biasanya ditampilkan tari likurai sebagai tarian penyambutan. Jadi tarian ini sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan masyarakat akan kemenangan juga kembalinya pahlawan dengan selamat.

 

Namun setelah era kemerdekaan, tradisi penggal kepala sudah dihilangkan. Walaupun begitu, tari likurai masih dipertahankan oleh masyarakat Belu dan masih ditampilkan untuk upacara adat, penyambutan tamu penting, bahkan pertunjukan seni dan budaya.

 

 

Baca juga:

 

 

Waallahu A'alam Bisshowab

 

Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com

 

 









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp