Batemuritour.com- Sebagai daerah pertemuan berbagai jenis kebudayaan, Kabupaten Banyuwangi memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Kebudayaan tersebut diwarnai oleh budaya Jawa, Bali, Madura, Melayu, hingga Eropa.
Salah satu ikon Banyuwangi adalah Tari Gandrung, sebuah tarian yang selalu dilakukan oleh masyarakat Banyuwangi untuk menyambut acara pernikahan, musim panen raya, atau khitanan. Tarian ini terbilang menarik, karena para penari menampilkan performanya dengan iringan perkawinan dua budaya, yaitu musik khas Jawa dan Bali.
Tari Gandrung merupakan kebanggaan masyarakat Banyuwangi. Sebagai peninggalan Suku Osing, suku asli Banyuwangi, melakukan tarian ini harus ada pasangannya, yaitu laki-laki dan perempuan.
Penari perempuan dikenal sebagai penari gandrung, sedangkan penari laki-laki adalah paju atau pemaju.
Sumber gambar : twitter.com.@kemenparekraf
Gandrung Sewu merupakan gelaran festival tahunan tari Gandrung kolosal di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang merupakan salah satu bagian Banyuwangi Festival. Acara ini diadakan sejak tahun 2012, yang pada awalnya digelar untuk mengenalkan kebudayaan Banyuwangi khususnya Gandrung ke khalayak luas. Pada saat ini Gandrung Sewu sudah menjadi ikon pariwisata budaya Banyuwangi. Acara ini diadakan setiap tahun sekali di Pantai Boom, yang berlatarkan selat Bali.
Sebenarnya, istilah Festival Gandrung Sewu sudah dikemukakan sejak tahun 2006. Namun, Festival Gandrung Sewu tidak dapat langsung dilaksanakan karena kekurangan jumlah pakaian dan penari.
Baca juga:
Melansir laman Kemdikbud, Tari Gandrung menjadi ungkapan rasa syukur masyarakat Kabupaten Banyuwangi setiap habis panen. Tujuan dasar Festival Gandrung Sewu juga untuk mempersatukan aneka ragam perbedaan kultur di Kabupaten Banyuwangi.
Festival tampak meriah karena bukan hanya selendang merah menyala, tetapi juga formasi tarian dengan gerakan indah, dengan hentakan kipas bergoyang sesuai irama gending. Tujuan penyelenggaraan festival ini adalah untuk menceritakan bagaimana sejarah Blambangan saat berdiri sampai Kolonial.
Tari Gandrung dipentaskan dalam bentuk berpasangan antara penari perempuan dan laki-laki. Tari Gandrung biasanya diiringi dengan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Festival Gandrung Sewu melibatkan lebih dari seribu penari Gandrung dari jenjang SD, SMP, dan SMA yang memiliki tinggi badan minimal 140 cm.
Baca juga:
Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com