Inilah Pengertian Puasa Agar Anda Tidak Salah Dalam Menjalankannya

By. Miftahul Jannah - 12 Sep 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Puasa merupakan salah satu ibadah yang dilakukan oleh berbagai umat beragama di seluruh dunia. Namun, apa sebenarnya pengertian puasa itu? Mari kita telusuri lebih dalam tentang definisi dan makna puasa yang sesungguhnya.

 

Baca Juga : Inilah Sejarah Zakat dalam Islam Agar Tau Perintah Allah dan Penerapannya pada Masa Rasulullah

 

Pengertian Puasa dalam Bahasa Arab

 

Dalam bahasa Arab, puasa disebut "الصوم" (as-saum) atau "الصيام" (as-siyam). Secara harfiah, kata ini memiliki arti menahan diri atau berpantang. Kata "صام" (saama) berarti menahan diri dari sesuatu, baik itu berbicara, makan, minum, atau aktivitas lainnya.

 

Al-Quran menggunakan kata "الصيام" (as-siyam) dalam konteks ibadah puasa, seperti yang tertulis dalam Surah Al-Baqarah ayat 183:

 

"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ"

 

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

 

Pengertian Puasa Menurut Para Tokoh Islam

 

1. Imam Al-Ghazali

 

Menurut Imam Al-Ghazali, seorang ulama dan filsuf Islam terkenal, puasa memiliki tiga tingkatan:

 

  • Puasa umum: menahan diri dari makan, minum, dan hubungan intim.

 

Baca Juga : Kriteria Orang yang Tidak Wajib Membayar Zakat Fitrah Agar Anda Tidak Keliru

 

  • Puasa khusus: menahan diri dari perbuatan dosa melalui anggota tubuh.

 

  • Puasa sangat khusus: menahan hati dari pikiran-pikiran duniawi dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah.

 

2. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah

 

Ibnu Qayyim, seorang ulama terkemuka dari mazhab Hanbali, menjelaskan bahwa puasa bukan hanya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan secara fisik, tetapi juga puasa anggota tubuh dari dosa-dosa. Ini mencakup puasa mata dari melihat yang haram, puasa telinga dari mendengar yang tidak bermanfaat, puasa lidah dari berbohong dan ghibah, serta puasa hati dari keinginan yang buruk.

 

3. Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi

 

Ulama kontemporer Mesir ini mendefinisikan puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dengan meninggalkan hal-hal yang diinginkan oleh jiwa. Menurutnya, puasa adalah latihan spiritual untuk menguatkan kehendak dan melemahkan syahwat, sehingga seseorang dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah.

 

4. Dr. Yusuf Al-Qaradawi

 

Menurut Dr. Yusuf Al-Qaradawi, seorang ulama dan cendekiawan Islam kontemporer, puasa adalah ibadah komprehensif yang melibatkan seluruh aspek diri manusia. Ia menekankan bahwa puasa bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga sarana untuk meningkatkan kesadaran sosial, menumbuhkan empati terhadap orang miskin, dan membangun karakter yang kuat.

 

5. Buya Hamka

 

Ulama dan sastrawan Indonesia ini memandang puasa sebagai latihan jiwa untuk mencapai keutamaan budi. Menurut Buya Hamka, puasa adalah jalan untuk membersihkan jiwa dan meningkatkan kecerdasan spiritual, yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

 

Baca Juga : Inilah Perbedaan Zakat dan Infak agar Tidak Keliru Menjalankan Kewajiban

 

Dengan memahami pengertian puasa dari perspektif bahasa Arab dan pandangan para tokoh Islam, kita dapat melihat bahwa puasa memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekadar menahan lapar dan haus. Puasa adalah sebuah proses transformasi diri yang melibatkan aspek fisik, mental, dan spiritual, bertujuan untuk mencapai kesempurnaan akhlak dan kedekatan dengan Allah SWT









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp