Pakaian yang Disunahkan saat Umrah: Panduan dan Maknanya

By. Abid Rauf - 27 Sep 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com - Umrah adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat mulia dalam Islam, dan melibatkan serangkaian ritual yang dilaksanakan di Tanah Suci. Salah satu bagian penting dari pelaksanaan umrah adalah mengenakan pakaian ihram, yang memiliki makna spiritual dan simbolis. Pakaian yang dikenakan saat umrah tidak hanya dipilih berdasarkan syarat-syarat tertentu, tetapi juga terkait dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Pakaian ini menunjukkan sikap kerendahan hati dan kesamaan di hadapan Allah SWT.

1. Pakaian Ihram: Simbol Kesederhanaan dan Kesucian

Pakaian yang dikenakan saat umrah disebut ihram, dan terdiri dari dua helai kain putih tanpa jahitan bagi pria. Kain ini tidak hanya menjadi syarat sahnya pelaksanaan umrah, tetapi juga mengandung nilai spiritual yang mendalam. Ihram merupakan simbol dari kesederhanaan, kesucian, dan persamaan di hadapan Allah SWT. Ketika mengenakan pakaian ihram, setiap jamaah, baik kaya maupun miskin, berpakaian sama dan menunjukkan bahwa mereka berada dalam kondisi yang sama di hadapan Allah.

Untuk wanita, tidak ada pakaian khusus seperti ihram pria. Mereka diperbolehkan mengenakan pakaian yang longgar, menutupi seluruh tubuh, dan tidak memperlihatkan bentuk tubuh. Namun, pakaian wanita tetap harus memenuhi syarat-syarat hijab, yaitu longgar, tidak tipis, dan tidak memperlihatkan perhiasan. Meskipun tidak ada warna khusus yang ditetapkan, wanita sering kali memilih warna-warna sederhana seperti putih atau hitam, untuk menambah suasana khusyuk dan penghormatan terhadap ibadah yang mereka lakukan.

2. Pakaian Ihram untuk Pria

Pakaian ihram pria terdiri dari dua lembar kain putih yang tidak dijahit, yaitu rida' dan izar. Berikut penjelasan detail dari masing-masing bagian:

  • Rida': Bagian atas ihram yang dikenakan di atas bahu. Kain ini melingkari tubuh bagian atas dan harus dibiarkan terbuka tanpa dijahit atau disatukan dengan jarum atau tali. Rida' menggambarkan kerendahan hati dan keterbukaan jiwa seseorang kepada Allah.
  • Izar: Kain bawah yang dikenakan di pinggang hingga menutupi tubuh bagian bawah. Kain ini dililitkan di pinggang tanpa menggunakan ikat pinggang atau peniti yang dijahit, meskipun jamaah boleh menggunakan ikat pinggang sederhana tanpa jahitan.

Ihram ini mengingatkan kita bahwa kekayaan duniawi tidak memiliki tempat di hadapan Allah. Semua jamaah, apapun status sosialnya, mengenakan pakaian yang sama dan menunjukkan bahwa di hadapan Allah, semua manusia setara.

3. Pakaian yang Disunnahkan untuk Wanita

Untuk wanita, tidak ada aturan khusus tentang jenis atau bentuk pakaian ihram seperti yang ada pada pria. Namun, mereka tetap harus memenuhi syarat-syarat umum berpakaian dalam Islam, yaitu:

  • Menutup Aurat: Pakaian harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Dalam ihram, wanita dilarang menutup wajah atau mengenakan cadar dan sarung tangan.
  • Longgar dan Tidak Transparan: Pakaian harus longgar dan tidak menampakkan lekuk tubuh. Bahan yang digunakan tidak boleh tipis sehingga memperlihatkan bagian tubuh di balik pakaian.
  • Warna Netral dan Sederhana: Meskipun tidak ada warna tertentu yang diwajibkan, disunnahkan bagi wanita untuk mengenakan pakaian yang sederhana, dengan warna yang tidak mencolok. Putih atau hitam sering kali menjadi pilihan populer karena melambangkan kesederhanaan dan kehormatan.

Dalam keadaan ihram, baik pria maupun wanita dilarang mengenakan pakaian yang menunjukkan status sosial, kemewahan, atau perhiasan yang mencolok. Hal ini dimaksudkan agar jamaah sepenuhnya fokus pada ibadah mereka, meninggalkan segala bentuk kesenangan duniawi.

4. Larangan Pakaian dalam Keadaan Ihram

Selain pakaian yang disunnahkan, ada beberapa larangan terkait pakaian dalam keadaan ihram yang harus diperhatikan oleh jamaah umrah, baik pria maupun wanita:

  • Pakaian Berjahit: Bagi pria, tidak diperbolehkan mengenakan pakaian yang dijahit atau membentuk tubuh, seperti baju, celana, atau sepatu yang menutupi bagian belakang kaki. Jamaah pria hanya diperbolehkan mengenakan sandal yang terbuka bagian tumitnya.
  • Pakaian Berwarna dan Bermotif: Disunnahkan untuk tidak mengenakan pakaian yang memiliki warna mencolok atau motif yang berlebihan, terutama bagi wanita. Sederhana adalah kunci dalam memilih pakaian ihram.
  • Penutup Kepala dan Wajah untuk Wanita: Wanita tidak diperbolehkan menutup wajah atau mengenakan cadar dan sarung tangan selama dalam keadaan ihram. Namun, mereka diperbolehkan menutup wajah jika berada di tempat ramai, selama tidak menggunakan cadar yang ketat.

5. Makna Spiritual dari Pakaian Ihram

Pakaian ihram memiliki makna spiritual yang mendalam. Saat seorang jamaah mengenakan pakaian ihram, mereka memasuki keadaan ihram, yang merupakan keadaan suci dimana mereka diharuskan menjauhi hal-hal yang diharamkan selama pelaksanaan ibadah. Pakaian ihram juga mengingatkan kita pada kain kafan yang akan kita kenakan saat meninggalkan dunia ini. Ia menjadi simbol bahwa semua manusia akan kembali kepada Allah dalam keadaan yang sama, tanpa membawa harta benda atau status sosial.

Selain itu, pakaian ihram adalah simbol penyerahan total kepada Allah. Jamaah meninggalkan pakaian keseharian mereka yang sering kali terkait dengan identitas, pekerjaan, atau status sosial, dan mengenakan kain sederhana yang melambangkan kerendahan hati di hadapan Sang Pencipta.

Pakaian yang disunnahkan saat umrah, khususnya ihram, bukan hanya sekadar busana tetapi memiliki makna spiritual yang sangat dalam. Pakaian ihram melambangkan kesederhanaan, persamaan, dan penyerahan diri kepada Allah SWT. Jamaah umrah, baik pria maupun wanita, diharapkan untuk mengenakan pakaian yang sesuai dengan sunnah agar ibadah mereka khusyuk dan diterima. Selain itu, dengan mengenakan pakaian yang sesuai, jamaah diingatkan untuk fokus pada tujuan utama dari umrah, yaitu mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan diri dari dosa, dan meraih ridha-Nya.

Wallahua'lam

 

 









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp